Wakil Wali Kota Solo Sampaikan Pentingnya Kesetaraan Gender di KRNH 1446 H UNS
Wakil Wali Kota Solo Sampaikan Pentingnya Kesetaraan Gender di KRNH 1446 H UNS
Kegiatan Ngabuburit ini turut dihadiri Dharma Wanita Persatuan (DWP) UNS, Pimpinan Universitas, Pimpinan Fakultas, serta para mahasiswa. Wakil Rektor Bidang Sumber Daya UNS, Prof. Dr. E. Muhtar, S.Pd., M.Si., CFrA., memberikan sambutan dalam acara tersebut. Beliau menekankan pentingnya membangun lingkungan akademik yang mendukung kesetaraan gender.
“Perempuan memiliki peran strategis dalam berbagai sektor, termasuk dalam kepemimpinan. Kampus sebagai institusi pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan ruang yang setara bagi perempuan agar mereka dapat berkembang dan berkontribusi lebih luas bagi masyarakat,” ungkapnya.
Kehadiran Astrid Widayani dalam forum ini menarik perhatian karena torehan sejarah yang ia ukir. Astrid menjadi perempuan, akademisi, sekaligus figur non-partisan pertama yang menduduki posisi kepemimpinan di Solo sebagai Wakil Wali Kota. Astrid menyampaikan bahwa secara hakikat, manusia diciptakan sebagai hamba dan pemimpin.
Dalam realitas sosial, perempuan masih menghadapi berbagai tantangan dalam kepemimpinan. Data terkini menunjukkan bahwa 49,48% penduduk Indonesia adalah perempuan. Namun, keterwakilan perempuan di parlemen baru mencapai 21,9%. Hanya 35,02% perempuan di Indonesia yang menduduki posisi manajerial.
Berbagai stereotipe negatif masih melekat pada perempuan pemimpin, seperti dianggap tidak kompeten, lemah, sensitif (baperan), atau terlalu bossy. Namun, Astrid menegaskan bahwa perempuan memiliki keunggulan unik dalam kepemimpinan. Seperti kemampuan multitasking yang tinggi; keluwesan dalam membangun relasi; menjadi motivator dan inisiator yang handal; serta memiliki empati lebih tinggi dalam pengambilan keputusan.
“Kunci utama adalah fokus pada kekuatan unik yang hanya dimiliki perempuan. Dengan begitu, kita dapat mengubah tantangan menjadi peluang dalam membangun kepemimpinan yang inklusif dan berdaya,” ujar Astrid.
Astrid menegaskan bahwa jika kesetaraan gender dalam politik tidak terpenuhi, maka sulit untuk mengimplementasikannya dalam bidang lain. Oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak perempuan untuk ikut andil sebagai pengambil keputusan. Saat ini, kebijakan kesetaraan gender di Indonesia telah mencakup regulasi yang mendukung keterwakilan perempuan; program pemberdayaan perempuan dalam kepemimpinan; serta kerja sama internasional dalam meningkatkan akses dan kesempatan bagi perempuan.
“Mendorong prinsip no one left behind, yakni memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang gender, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi,” tegasnya.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepemimpinan perempuan di Indonesia antara lain optimalisasi fasilitas publik yang ramah perempuan dan anak; meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender, serta mendukung perempuan untuk lebih berani mengambil peran strategis dalam berbagai sektor.
Acara KRNH 1446 H dilanjutkan dengan buka bersama, pelaksanaan salat fardu, dan salat tarawih. Tausiyah Tarawih yang disampaikan oleh Dr. Afnan Arummi, S.H.I., M.A., Dosen Program Studi (Prodi) Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS. Dalam tausiyahnya, beliau mengangkat tema “Sebab-sebab Bahasa Arab Menjadi Bahasa Al-Quran”.
“Dalam Al-Quran, satu ayat menjelaskan ayat yang lain. Dalam Surat Yusuf, sesungguhnya Kami menurunkan kitab suci Al-Quran dalam bahasa Arab agar kalian mengerti,” ujarnya.
Tahun ini, KRNH 1446 H mengangkat tema besar “Islam Mazhab Cinta: Meningkatkan Taat, Menebarkan Rahmat, Membangun Umat”. Diskusi dalam KRNH ini memberikan wawasan penting mengenai peran perempuan dalam kepemimpinan. Dengan dukungan regulasi, kesadaran masyarakat, dan peningkatan kapasitas perempuan, diharapkan kesetaraan gender dalam kepemimpinan dapat semakin terwujud. KRNH terus berkomitmen menjadi wadah edukatif yang menginspirasi, terutama dalam membangun peradaban Islam yang inklusif dan penuh rahmat.