Mahasiswa Prodi Magister IKM UNS Gelar Sosialisasi Deteksi Dini Risiko Penyakit Tidak Menular di Wonorejo, Karanganyar
Mahasiswa Prodi Magister IKM UNS Gelar Sosialisasi Deteksi Dini Risiko Penyakit Tidak Menular di Wonorejo, Karanganyar
Mahasiswa Prodi Magister IKM UNS yang terlibat yaitu Julhan Irfandi, Anindhita Saviorel Rivaldy, Anggie Rahmatul Azizah, dan Shafira Meidy Savitri. Mereka berkolaborasi dengan Tim Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Mambaul ‘Ulum Surakarta, Pengurus Kelurahan penerima beasiswa LPDP UNS. Acara juga didukung oleh Kepala Desa Wonorejo serta Ibu-Ibu PKK setempat dengan dihadiri oleh 35 remaja berusia 15 hingga 18 tahun.
Kepada uns.ac.id Selasa (14/1/2025), Julhan Irfandi menyampaikan jika kegiatan dimulai dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan peserta untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). Kemudian dilakukan deteksi dini risiko penyakit tidak menular melalui pemeriksaan tekanan darah, gula darah sewaktu, dan asam urat. “Dengan melakukan pemeriksaan ini diharapkan dapat mencegah dan mengidentifikasi potensi masalah kesehatan yang mungkin dialami oleh remaja. Seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan metabolisme lainnya, dimana penyakit ini sudah tidak lagi memandang usia,” terang Julhan.
Berikan Edukasi Gisi Seimbang
Kemudian tim pengabdian memberikan edukasi mengenai gizi seimbang sebagai salah satu upaya promotif dan preventif yang di sajikan melalui media presentasi booklet yang dirancang menarik. Penggunaan booklet dipilih karena menyajikan informasi secara terstruktur dan sistematis, memudahkan peserta memahami konsep gizi seimbang serta citra tubuh sehat. Booklet juga menggabungkan teks, gambar, dan grafik yang menarik untuk meningkatkan daya ingat peserta terhadap informasi yang disampaikan. Selain itu, booklet berfungsi sebagai sumber informasi yang dapat dibawa pulang oleh peserta untuk merujuk kembali ke materi yang telah diajarkan.
“Inti dari pengabdian yang digelar pada 10 November 2024 ini adalah untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang pentingnya gizi seimbang,” imbuh Julhan.
Melalui edukasi yang diberikan, diharapkan remaja dapat lebih memahami pentingnya pola makan sehat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dalam menciptakan generasi muda yang lebih sehat.
Selanjutnya, akan diadakan workshop yang melibatkan orang tua dan remaja guna membahas pola makan sehat dan mendukung anak-anak dalam mencapai status gizi yang optimal. Selain itu, kolaborasi dengan Posyandu remaja akan dilakukan untuk menjangkau lebih banyak remaja dan memberikan dukungan berkelanjutan dalam edukasi gizi.