News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kendati Disabilitas. Dra.Y.Anni Aryani. M.Prof.Acc.Ph.D.Ak Meraih Gelar Guru Besar UNS

Kendati Disabilitas. Dra.Y.Anni Aryani. M.Prof.Acc.Ph.D.Ak Meraih Gelar Guru Besar UNS

 

Kendati Disabilitas. Dra.Y.Anni Aryani. M.Prof.Acc.Ph.D.Ak Meraih Gelar Guru Besar UNS


ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (www.Alexainfoterkini.com)

SOLO – Kendati menjadi penyadang Disabilitas, Prof Dra. Y.Anni Aryani, M.Prof.Acc.Ph.D.Ak telah dikukuh oleh Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof .Dr. Hartono, dr.MS, di di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS, Surakarta, Selasa (17/12) meraih gelar Guru Besar. Ia menyadang gelar Profesor dalam Bidang Ilmu Kepakaran Akuntansi Keperilakuan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Pada pengukuhannya Prof. Y.Anni Aryani menyajikan pidato pengukuhan “ Perempuan Dalam Tata Kelola Perusahaan : Perilaku Etis Dalam Pelaporan Akuntansi.”

Dalam pidato pengukuhannya, Prof Y.Anni Aryani menyatakan akuntansi Keperilakuan adalah salah satu ranting ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana psikologi manusia dan pengambilan keputusan mempengaruhi informasi akuntansi dari praktek bisnis.Meskipun akuntansi sering dipandang obyektif karena ketergantungannya pada angka dan rumus, interpretasi dan penyajian informasi akuntansi dapat dipengaruhi oleh faktor subyektif seperti bias individu dan gaya koqnitif . Salah satu faktor yang mempengaruhi dimensi perilaku dalam akuntansi adalah pemahaman tentang etika. Dalam menyiapkan informasi laba dalam laporan keuangan, sesungguhnya manajemen terikat pada perilaku etis dimana tindakan dapat dijustifikasi sebagai benar/salah, jujur/tidak jujur, adil/tidak adil, sehingga, kualitas laba tergantung pada perilaku etis pihak manajemen dalam menyiapkan laporan keuangan .


Dalam hal pelaporan infomasi laba, kata Prof Anni,  manajemen mempunyai keleluasaan untuk melakukan manajemen laba. Dari sisi persseptif etika, manajemen laba menimbulkan pertanyaan apakah hal tersebut merupakan sesuatu yang benar untuk dilakukan. Kode etik dan perilaku sesorang seharusnya dapat mencegah tindakan manajemen laba.Namun, garis antara pengelolaan laba yang etis dan tidak etis seringkali sulit ditentukan. Permasalahan timbul ketika manajemen laba yang dilakukan mengarah pada manipulasi laba yang mengakibatkan turunnya kualitas laba. Kasus manajemen laba banyak ditemukan tidak hanya di perusahaan non -keuangan namun juga terjadi diperbankan, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Sebagai contoh : skandal Enron, WorldCom, PT Garuda Indonesia, Lippo bank dan Bukopin. Praktek manajemen laba yang berlebihan dapat menurunkan kualitas laba sebagai informasi untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, tata kelola perusahaan yang kuat dan kepemimpinan etis sangat penting untuk mencegah praktek tersebut. Dalam hal ini, direksi dapat berperan penting dalam memonitor pelaporan laba.

"Penelitian kami membuktikan bahwa direktur perempuan efektif menurunkan manajemen laba sehingga kualitas laba meningkat.  Namun, kami juga membuktikan bahwa pengaruh tersebut tergantung karakteristik yang melekat pada direktur perempuan. Strata Pendidikan tinggi mereka justru sebaliknya menaikkan motivasi melakukan manajemen laba. Direktur perempuan yang berlatar belakang Pendidikan ekonomi, keuangan dan akuntansi juga cenderung terlibat dalam praktik manajemen laba," ujar Prof Anni. 


Namun, ketika Direktur Perempuan tersebut mempunyai strata pendidikan yang lebih tinggi dan berlatar belakang ekonomi, keuangan dan akuntansi, mereka cenderung memiliki lebih sedikit insentif untuk terlibat dalam manajemen laba, "Hal ini mungkin menunjukkan bahwa Direktur perempuan dengan Pendidikan tinggi dan ahli dibidangnya menjadi lebih waspada terhadap konsekuensi manajemen laba. Temuan tersebut juga didukung dengan masa jabatan direktur perempuan yang mampu menurunkan manajemen laba. Semakin lama menjabat sebagai direktur, semakin tinggi keahliannya dalam mengelola organisasi dan menjalankan tugas pengawasan," jelas Prof.Anni.

"Temuan kami memberikan kesimpulan bahwa di Indonesia, keberadaan perempuan dalam tata kelola dapat berdampak positif bagi perusahaan," ungkap Guru Besar ahli akuntansi UNS.


Perempuan diyakini, menurut Prof Anni, menunjukkan kemampuan dan ketrampilan dalam pengawasan yang lebih besar, dan kurangnya toleransi terhadap perilaku oportunistik. atau tidak etis yang mejadikan mereka pengawas perusahaan yang efektif meskipun hubungannya dengan manajemen laba tidaklah linier, tergantung pada karakteristiknya. Oleh karena itu, bidang akuntansi keperilakuan menyediakan area riset yang menarik dan sangat luas untuk diteliti. 'Pada akhirnya, izinkan kami menutup paparan ini dengan kalimat penutup Tata Kelola perusahaan yang baik tidak mungkin tercapai tanpa adanya etika dan moral yang mendasarinya," tandasnya.   


Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.