Tim PKM UNS Beri Pelatihan Pengolahan Limbah Genting Menjadi Penutup Dinding Tiga Dimensi
Tim PKM UNS Beri Pelatihan Pengolahan Limbah Genting Menjadi Penutup Dinding Tiga Dimensi
Pengadaan agenda workshop sendiri didanai oleh Program Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap Kedua dengan sumber dana dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun anggaran 2024.
Inisiatif pelatihan ini digagas oleh dosen koordinator, Tri Joko Daryanto, S.T., M.T., yang melihat potensi limbah genting untuk diolah menjadi produk yang bermanfaat. Limbah genting yang sering dianggap tak bernilai kini dimanfaatkan sebagai penutup dinding yang estetis dan bernilai jual tinggi.
Proses konversi limbah ini melibatkan beberapa tahap penting yaitu, pertama mengiidentifikasi karakteristik limbah genting untuk memahami kekuatan, tekstur, dan potensi estetikanya, kemudian mengembangkan desain yang sesuai dengan karakter bahan untuk menghasilkan produk yang menarik secara visual. Dalam tahap ini, peran Ir. Made Suastika, M.T., dosen dari Program Studi (Prodi) Arsitektur sangat penting dalam mengawal proses produksi agar produk akhir memenuhi standar kualitas yang diinginkan.
Selain itu, Dyah Yuni Kurniawati, S.Sn., M.Sn., dosen dari Prodi Seni Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS, memberikan masukan pada aspek estetika produk, memastikan bahwa setiap desain memiliki nilai seni yang tinggi dan menarik perhatian konsumen.
“Setelah desain dikembangkan, dilakukan pengumpulan limbah genting yang sudah tidak terpakai. Limbah tersebut kemudian dipotong sesuai ukuran dan bentuk yang dibutuhkan, baik sebagai roaster maupun kepingan mozaik, dengan bantuan tenaga tukang. Selanjutnya, kepingan-kepingan genting disatukan dan direkatkan menggunakan resin, dan pada bagian yang terkena lem ditaburkan serbuk genting untuk menghasilkan tampilan yang rapi dan halus,” jelas Dyah.
Dari sudut pandang lingkungan, proyek ini berhasil mengurangi jumlah limbah genting yang berakhir di tempat pembuangan serta mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru, sehingga berkontribusi pada pelestarian sumber daya alam. Dari segi ekonomi, proyek ini menciptakan peluang bisnis baru dengan nilai jual tinggi dan berpotensi menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat, terutama para tukang dan pihak yang terlibat dalam proses produksi.
Perwakilan peserta dari mitra CV Mahatva Karya, Harmanto, memberikan testimoni positif bahwa kegiatan ini sangat membantu dalam membuka potensi diversifikasi produk dan meningkatkan peluang kesejahteraan pengrajin genting. “Dengan adanya pelatihan ini, para pengrajin genting dapat lebih mengembangkan variasi produk yang ramah lingkungan dan memiliki daya tarik pasar yang lebih luas,” ungkapnya.
Harapannya, inovasi ini dapat menarik minat masyarakat terhadap produk ramah lingkungan dan memanfaatkan limbah genting yang tersedia. Melalui kerja sama dan kreativitas, mahasiswa UNS membuktikan bahwa limbah dapat diubah menjadi sumber daya bernilai, sekaligus menginspirasi masyarakat untuk memaksimalkan potensi sumber daya di sekitar mereka.
Upaya tim PKM UNS dalam mendaur ulang limbah genting mendukung pemenuhan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 12 yaitu menjamin pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan dengan menyadari pentingnya pengurangan jejak ekologi dengan mengubah cara produksi, konsumsi makanan, dan sumber daya lainnya.