Lima Guru Besar UNS Masuki Masa Purnabakti
Lima Guru Besar UNS Masuki Masa Purnabakti
SOLO – Lima orang Profesor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memasuki masa purnabakti. Mereka adalah Prof. Dr. Sunardi, M.Sc., dan Prof. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd., Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS; Prof. Dr. Pranoto, M.Sc., Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA); Prof. Dr Istadiyatha, M.Sc., Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB); serta Prof. Soetrisno, Sp.OG(K), Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK). Para guru besar tersebut menyampaikan Orasi Kehormatan Purnabakti, acara yang diselenggarakan Dewan Profesor UNS, pada Selasa (19/11/2024).
Dalam sambutannya, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Dewan Profesor UNS sangat menghargai dan menghormati atas pengabdian dalam menyumbangkan pikiran, tenaga, dan segala upaya pengembangan universitas. “Harapan kami, apa yang telah ditorehkan oleh para senior guru besar dalam waktu yang cukup lama di prodi (red:program studi), fakultas, dan institusi UNS ini telah dapat kita lihat. Yang paling penting adalah apa yang telah dilakukan bisa diteruskan oleh para dosen yang lebih muda,” terang Prof. Suranto.
Keberlanjutan keilmuan akan diteruskan oleh generasi berikutnya. Lahirnya profesor-profesor baru di UNS telah memiliki capaian yang luar biasa. Tidak hanya secara jumlah, melainkan juga dalam hal usia saat profesor tersebut dikukuhkan. Tidak sedikit Dosen UNS mendapat gelar ini pada usia kepala 4. Bahkan, beberapa figur mampu menerimanya di usia yang lebih muda.“Yang perlu dipikirkan ke depan adalah bagaimana kelangsungan ilmu di prodi dan di fakultas itu bisa berjalan dengan baik sehingga suasana akademik yang kita bangun dapat lebih baik lagi,” imbuh Prof. Suranto.
Rektor UNS, Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si., menyampaikan bahwa profesor adalah pilar utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi yang berkelanjutan. Mereka adalah sosok yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk karakter serta membimbing mahasiswa dan rekan sivitas akademika. “Ilmu dan nilai yang mereka wariskan terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Masa purnabakti yang akan mereka jalani bukan berarti akhir dari kontribusi, melainkan babak baru di mana pengabdian dan ilmu mereka akan terus memberikan inspirasi dan manfaat bagi generasi penerus,” ujar Prof. Hartono.
Orasi Kehormatan Purnabakti diwakili oleh dua profesor, yakni Prof. Sunardi dan Prof Pranoto. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Sunardi menyampaikan orasinya tentang “Pembelajaran Berdeferensiasi: Mutlak dalam Pendidikan Masa Kini”. Fasilitasi pembelajaran ini dilakukan dengan upaya guru dalam pemusatan perhatian pada pembelajaran di kelas. Keaktifan siswa perlu didorong di bawah bimbingan dan arahan guru. Kegiatan yang bersifat administratif mestinya bersifat minimal guna mengoptimalkan energi mereka dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, Prof. Sunardi menekankan pentingnya budaya pengelolaan kelas yang heterogen. Di samping itu, perlu ada perubahan iklim kelas yang semula kompetitif menjadi kolaboratif dan kooperatif.
Kedua, orasi disampaikan oleh Prof. Pranoto. Beliau membagikan pengalaman penelitiannya yang berfokus pada pengolahan limbah dan kualitas air. Terdapat pengembangan adsorben Lempung Ajaib Alofan yang kini telah menjadi proyek dalam startup Profita Indonesia. Tidak hanya itu, eksplorasi beliau turut meneliti hidrogen sebagai bahan bakar ramah lingkungan. Berbagai kerja sama telah terjalin, meliputi University of Putra Malaysia, RUDN Rusia, serta universitas di dalam negeri.
Acara kemudian berlanjut dengan ucapan pamit dari para profesor. Ketiga profesor, yakni Prof. Istadiyantha, Prof. Soetrisno, serta Prof. Wiedy, menjadi wakil Profesor Purnabakti UNS dalam menyampaikan ucapan pamit. Acara kemudian ditutup dengan pemberian kenang-kenangan kepada seluruh Profesor Purnabakti UNS dari Pimpinan UNS beserta Ketua Dewan Profesor UNS.