Fakultas Pasca Sarjana UNS dan Balai Taman Nasional Baluran, Kementerian LHK
Fakultas Pasca Sarjana UNS dan Balai Taman Nasional Baluran,
Kementerian LHK
ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (www.Alexainfoterkini.com)
SOLO - Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret dan Balai Taman Nasional Baluran, Kementerian LHK, bekerjasama menyelenggarakan acara “Roadshow Baluran to Campus” yang di Gedung Pasca Sarjana UNS, Solo, Kamis (11/7).
Roadshow Baluran dibuka oleh Dirjen KSDAE dan Wakil Rektor III Bidang Riset dan Inovasi UNS Prof. Kuncorodiharjo.
Acara Roadshow Baluran to Campus chapter UNS Solo, yang
merupakan puncak Roadshow Taman Nasional Baluran ke berbagai universitas
terkemuka di Indonesia menghadirkan pembicara utama, Direktur Jenderal
Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem, Kementerian LHK, Prof. Dr. Satyawan Pudiyatmoko, S. Hut, M, Agr. Sc dan
berbagai peneliti yang telah melakukan penelitian di Taman Nasional
Baluran. Beberapa topik materi yang
disampaikan adalah tentang potensi satwaliar, lanskap dan type ekosistem,
Inovasi teknologi pengelolaan Kawasan, potensi flora dan potensi bioprospeksi
dan social budaya masyarakat penyangga.
Ketua Prodi Lingkungan UNS Prof Pranoto mengatakan masyarakat kita mengabaikan adanya climate change atau perubahan iklim, oleh karena untuk mendapatkan iklim baik, “maka kita musti menguri-uri adanya flora dan fauna, salah satunya melalui adanya taman nasional, seperti burung, kera-kera atau macan dan sebagainya. Taman nasional itu agar mereka yang ada ditaman itu musti hidup secara nyaman.Oleh karena itu lingkungannya mjsti dikelola secara baik,” ungkap Guru Besar Lingkungan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Sementara itu, Ketua Taman Nasional Baluran Dr. Johan Setiawan mengungkapkan salah satu dari lima taman nasional tertua di Indonesia, Taman Nasional Baluran memiliki kekayaan flora - fauna serta bentang ekosistem yang khas dan bernilai konservasi tinggi untuk dilestarikan. Keberadaan ekosistem savana beserta kehidupan satwa liar, terutama banteng, rusa dan kerbau liar. "Kawasan konservasi yang berada di ujung timur Pulau Jawa ini memiliki bentang alam berupa pantai hingga pegunungan serta keragaman tipe ekosistem berupa karang, padang lapun , hutan mangrove, hutan pantai, savana, hutan musim , daratan rendah dan hutan pegunungan," ungkapnya.