Prodi S1 Pendidikan Sejarah adakan Workshop di SMAN 1 Sragen, Bahas Pemanfaatan Literasi Digital dalam Pembelajaran Sejarah
Prodi S1 Pendidikan Sejarah adakan Workshop di SMAN 1 Sragen
Bahas Pemanfaatan Literasi Digital dalam Pembelajaran Sejarah
ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (www.alexainfoterkini.com. ft : Istimewa)
SOLO – Program Studi S1 Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat pada Selasa, 25 Juni 2024 di SMA Negeri 1 Sragen. Kegiatan pengabdian kali ini mengusung tema “Workshop Pemanfaatan Literasi Digital dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Kabupaten Sragen”.
Kegiatan pengabdian pada tahun ini dirancang oleh Research Group (RG) Historica Edutica Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UNS melalui skema Pengabdian kepada Masyarakat Hibah Grup Riset (PKM HGR-UNS) dana non-APBN Tahun Anggaran 2024.
RG Historica Edutica terdiri dari tujuh dosen, yakni Prof. Dr. Djono, M.Pd. selaku ketua tim, Dr. Sutiyah, M.Pd., M.Hum., Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si., Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si., Isawati, S.Pd., M.A., Dadan Adi Kurniawan, S.Pd., M.A., dan Prof. Nunuk Suryani, M.Pd. RG Historica Edutica bekerja sama dengan MGMP Sejarah Kabupaten Sragen dalam menyusun dan melaksanakan kegiatan ini.
Pelaksanaan kegiatan ini juga dibantu oleh mahasiswa Pendidikan Sejarah UNS angkatan 2022 yaitu Alifah Diah Wijaya Putri, Meisya Rakhma Aqiila, dan Yuandhi Yuan Pratama.
Kegiatan dibuka oleh MC pada pukul 09.00 WIB yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Pengabdian, Prof. Dr. Djono, M.Pd. Dalam sambutannya, Djono menyampaikan maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini dan berharap dapat bekerja sama ke depannya dalam meningkatkan kualitas guru sejarah di Kabupaten Sragen.
Sambutan selanjutnya dari Kepala Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UNS, Dr. Sutiyah, M.Pd., M.Hum. Dalam sambutannya, Sutiyah menekankan urgensi kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang mengambil tema pemanfaatan literasi digital karena riset dan penelitian menunjukkan pentingnya literasi di era digital.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ketua MGMP Sejarah Kabupaten Sragen, Atik Dwi Kurniasih, S.Pd. Dalam sambutannya, Atik menyampaikan bahwa terselenggaranya kegiatan ini adalah hasil dari kerja sama antara MGMP dengan Prodi Pendidikan Sejarah. Atik juga mengucapkan terima kasih kepada tim Hibah Grup Riset Historica Edutica dan berharap dapat menimba ilmu lebih jauh terkait pembelajaran sejarah.
Sambutan terakhir diberikan oleh Kepala SMAN 1 Sragen, Sukarno, S.Pd., M.Si. dalam sambutan yang terakhir ini, Sukarno menyampaikan ucapan syukur dan terima kasih kepada tim Hibah Grup Riset Historica Edutica dan guru-guru pengurus MGMP. Kepala Sekolah menyatakan kesiapan SMA N 1 Sragen menjadi wadah penelitian maupun pengabdian dari MGMP Sejarah maupun Prodi Pendidikan Sejarah, dan memberi masukan agar kurikulum riset dan entrepreneur dimasukkan ke muatan lokal.
Memasuki kegiatan inti, kegiatan diambil alih oleh Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si. selaku moderator. Kegiatan inti diisi oleh pemateri utama, Dr. Hieronymus Purwanta, M.A., yang menyampaikan materi tentang pemanfaatan literasi digital dalam pembelajaran sejarah. Dalam pemaparannya, Hieronymus Purwanta menjelaskan pentingnya literasi digital dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah di era modern. Dia juga menyoroti skor PISA Indonesia tahun 2022 yang menunjukkan kemampuan membaca siswa kelas 10 Indonesia setara dengan siswa kelas 4 SD negara lain. Purwanta menekankan bahwa keterampilan membaca sejarah menjadi penting dan harus dilatih untuk menghindari hoaks dan tawuran. Materi ini menekankan bahwa terdapat empat modal utama literasi sejarah pada jenjang SMA/SMK, yaitu meragukan kebenaran, mengidentifikasi cerita sejarah sebagai promosi, menemukan kepentingan ideologis pengarang, dan mengevaluasi ideologi pengarang.
Siswa diajarkan untuk meragukan kebenaran dan tidak menerima informasi sejarah begitu saja. Mereka perlu skeptis dan kritis terhadap sumber informasi, memahami bahwa sejarah sering kali ditulis dengan perspektif tertentu yang mungkin mengandung bias atau interpretasi berbeda. Kedua, siswa harus bisa mengidentifikasi cerita sejarah sebagai promosi, mengenali bahwa banyak narasi sejarah dibuat dengan tujuan tertentu, sering kali untuk mempromosikan ide atau kepentingan tertentu. Dengan demikian, mereka dapat membedakan antara fakta dan propaganda serta memahami konteks di mana sejarah ditulis. Ketiga, siswa diajarkan untuk menemukan kepentingan ideologis pengarang, memahami latar belakang ideologis yang mempengaruhi penulisan sejarah. Ini melibatkan analisis kritis terhadap latar belakang penulis, afiliasi politik, budaya, dan sosial yang mungkin mempengaruhi perspektif mereka. Keempat, siswa harus mampu mengevaluasi ideologi pengarang, menilai sejauh mana ideologi tersebut mempengaruhi narasi dan interpretasi sejarah. Dengan mengkritisi argumentasi penulis, siswa dapat menentukan apakah interpretasi sejarah tersebut valid dan berimbang. Keempat modal ini adalah keterampilan penting yang harus dikuasai oleh siswa untuk memahami sejarah secara mendalam dan kritis, terutama di era digital di mana informasi berlimpah dan sering kali bercampur antara fakta dan fiksi.
Dalam sesi tanya jawab, beberapa guru mengajukan pertanyaan terkait implementasi literasi digital dalam pembelajaran sejarah. Rizqa Ayu Ega, M.Pd. dari SMA N 1 Tangen bertanya tentang solusi efektif untuk kebingungan guru dalam mengimplementasikan pengajaran karena dibatasi oleh buku-buku. Dr. Hieronymus Purwanta memberikan solusi dengan menyarankan guru untuk tidak perlu menjelaskan hal yang benar, tetapi memberikan ruang seluas-luasnya dan mengarahkan siswa agar siswa menemukan kelemahan dari cerita sejarah.
Atik Dwi Kurniasih, S.Pd. dari SMA N 3 Sragen bertanya tentang cara agar siswa tertarik mempelajari sejarah tingkat lanjut (sejarah global) karena di Kurikulum Merdeka sudah ada di kelas 10. Dr. Hieronymus Purwanta menyarankan untuk mengupayakan agar siswa memilih materi tersebut dan membiarkan siswa menemukan sendiri. Dr. Sutiyah, M.Pd., M.Hum., selaku Kaprodi menambahkan bahwa materi esensial dengan penyesuaian tujuan pembelajaran memerlukan perubahan paradigma, yaitu mengambil buku referensi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan.
Aris Solikin, S.H., S.Pd. dari SMK N 1 Sragen bertanya tentang bagaimana agar tidak membohongi siswa karena kebenaran sejarah yang menyimpang, serta memberikan kiat-kiat pembelajaran sejarah yang menarik. Dr. Purwanta mengapresiasi kiat-kiat tersebut dan menekankan bahwa pembelajaran konvensional cenderung membosankan. Dr. Sutiyah, M.Pd., M. Hum menambahkan pentingnya memperhatikan muatan CP dalam pembelajaran sejarah.
Kegiatan diakhiri dengan kesimpulan dari moderator, Drs. Herimanto, M.P.d, M.Si, dilanjutkan dengan foto bersama antara Tim Pengabdi dan peserta pengabdian. Acara pun selesai pada pukul 12.00 WIB.