OPINI : Untuk Gen Z : Hindari Overthingking Berlebihan dan Lakukan Beberapa Cara Ini!
OPINI : Untuk Gen Z : Hindari Overthingking Berlebihan dan Lakukan Beberapa Cara Ini!
oleh : Gita Nisa Auliya
S1 Agribisnis,
Universitas Sebelas Maret
Untuk para Gen Z, pastinya kalian tidak asing lagi dengan pikiran negative atau bahasa populernya adalah overthingking. Setiap hari pasti ada saja hal yang membuat terjebak dalam pusaran pikiran yang sama berulang kali bahkan terkadang sulit mendapatkan titik fokus ke hal lain dan dihantui kecemasan dan keraguan dalam diri. Biasanya overthingking ini akan muncul ketika kita ingin melakukan suatu hal, tapi takut jika hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Overthingking yang berlebihan dapat membuat mental remaja saat ini menjadi terganggu.
Saat ini, teknologi modern sudah semakin maju. Alat komunikasi, seperti telepon genggam juga semakin menarik dan berkualitas bagus. Tak jarang sudah banyak media sosial, seperti Tiktok, Instagram, Twitter, maupun Facebook yang dimiliki oleh para gen Z. Media sosial ini menjadi salah satu akar penyebab overthingking. Bagaimana tidak? Di media sosial saat ini sudah banyak beredar informasi-informasi, seperti lifestyle yang dapat mengakibatkan fomo pada remaja. Mereka berpikiran bahwa gaya hidupnya harus sesuai dengan gaya hidup di sosial media. Hal ini biasanya dinamakan fomo. Pikiran yang berlebihan dan ekspektasi yang tinggi ini menjadi salah satu penyebab overthingking yang paling utama. Hal ini disebabkan postingan yang berada di media sosial akan memicu overthingking.
Selain itu, overthingking dapat membuat kita menjadi cemas dan stress karena masalah ini dapat membuat seseorang berfokus pada hal negatif, sehingga dapat menyebabkan hormos stress, seperti kortisol menjadi lebih tinggi. Overthingking yang berlebihan dapat mengakibatkan depresi karena sikap putus asa yang berlebihan, sehingga tidak ada semangat untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Ketika kita mengalami overthingking, otak kita cenderung bekerja lebih ekstra. Kebanyakan orang-orang overthingking itu pada malam hari saat akan tidur. Overthingking yang berlebihan ini dapat membuat seseorang sulit tidur bahkan ada juga yang terjaga semalaman karena memikirkan hal yang seharusnya tidak dipikirkan. Hal tersebut pastinya akan berdampak pada kesehatan.
Jika kamu overthingking, bukan berarti kamu lemah. Gen Z dapat mengubah overthingking itu menjadi pikiran positif agar hidup juga lebih penuh makna. Overthingking ini dapat diatasi dengan berbagai macam cara. Bagaimana si caranya mengatasi bahkan mencegah overthingking?
Hal yang pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah overthingking adalah mengetahui dari mana asal pikiran negatif ini. Overthingking itu dapat muncul karena masalah percintaan, ketakutan akan nilai kuliah, ketakutan ketika pergi ke tempat baru, bahkan kekhawatiran saat memikirkan tentang masa depan. Jika sudah menemukan asalnya, kita dapat melawan pikiran negatif menjadi pikiran positif. Memang terlihat sulit bagi beberapa orang untuk mengalihkan pikiran negatif ini, namun saat kita mempunyai tekat pasti bisa mengalihkan pikiran negative itu. Overthingking ini dapat diatasi dengan melakukan hobi atau hal-hal positif yang disukai. Misalnya membaca novel, menonton film, pergi jalan-jalan, berolahraga, dan masih banyak lagi. Melatih diri sendiri untuk melakukan meditasi, yoga dapat membantu pikiran menghindari overthingking karena meditasi ini dikenal untuk menenangkan pikiran dan tubuh kita. Hal lain yang dapat dilakukan adalah berhenti memikirkan hal-hal yang membuat pikiran negatif itu muncul. Sebisa mungkin kita harus menepis dan mengalihkan ke hal lain yang jelas lebih positif. Selain itu, membangun relasi yang baik juga dapat membangun aura positif dalam pikiran kita, sehingga dapat melupakan hal yang membuat overthingking berlebihan.
Overthingking itu menjadi musuh terbesar untuk Gen Z saat ini. Jika bukan kita sendiri yang mencegahnya, lalu siapa lagi? Karena overthingking ini muncul akibat pikiran negatif kita yang terlalu berlebihan.
Nama : Gita Nisa Auliya
TTL : Puworejo, 17 Agustus 2004
Pendidikan : S1 Agribisnis, Universitas Sebelas Maret