Tim Dosen Prodi Peternakan UNS Gelar Pendampingan Pengemasan Rambak di UD. Berkah Yogyakarta
Tim Dosen Prodi Peternakan UNS Gelar Pendampingan Pengemasan Rambak di UD. Berkah Yogyakarta
Anggota Tim, Dr. Ir. Adi Magna P. Nuhriawangsa, S.Pt., M.P., IPM., ASEAN Eng. menyampaikan, rambak merupakan produk olahan yang berasal dari kulit ternak, umumnya sapi atau kerbau, yang diolah dengan cara direndam dalam bumbu dan rempah-rempah, dijemur, lalu diproses dengan cara digoreng. Meskipun telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia sebagai camilan maupun lauk pelengkap pada gudek, umumnya, proses produksi rambak masih dilakukan secara tradisional. Konsekuensinya, praktik pengolahan rambak hanya diwariskan secara turun-temurun untuk memanfaatkan kulit sebagai produk ikutan ternak tanpa adanya inovasi yang signifikan. Salah satu produsen rambak yang cukup besar yaitu UD. Berkah yang beralamatkan di Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Usaha ini mampu memproduksi rambak sebanyak 50 kg/hari. Tingkat kesukaan masyarakat yang tinggi terhadap produk yang bercitarasa gurih, dan dengan harga yang relatif murah menjadikan usaha rambak memiliki potensi dan proyeksi yang baik. Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak produk camilan telah berevolusi untuk meningkatkan citra produk agar dapat menarik perhatian konsumen dan diharapkan konsumen tersebut loyal dengan produk yang ditawarkan. Salah satu aspek penting untuk meningkatkan laju pemasaran produk yaitu inovasi kemasan. Aspek ini penting karena melalui kemasan, konsumen dapat menilai produk sebelum dibeli. Kemasan menjadi wajah produk yang dipasarkan karena dapat menyajikan informasi penting seperti nama produk, kandungan nutrisi pada produk, saran konsumsi dan kadaluwarsa, dan lain sebagainya sehingga dapat menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli. Jelasnya informasi yang ditampilkan pada label juga sebagai upaya memenuhi standar labelisasi sesuai dengan aturan pemerintah.
Berdasarkan hasil survei awal didapati bahwa kegiatan kemasan yang dilakukan di UD. Berkah masih perlu ditingkatkan dari sisi aspek penerapan higieni personal, bahan kemasan, dan model kemasan. Berangkat dari permasalahan yang ditemui, tim dari Prodi Perternakan UNS ini melakukan kegiatan pendampingan redesain kemasan rambak sebagai upaya meningkatkan nilai jual produk. Sebagai usaha yang bergerak di bidang pangan olahan, maka aktivitas produksi harus sesuai dengan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) yang salah satu aspeknya adalah pengemasan yang baik. “Pengemasan menjadi salah satu aspek yang penting dalam kegiatan produksi pangan olahan karena menjadi bagian dari upaya untuk memenuhi standar keamanan dan mutu pangan yang dapat mengurangi resiko bahaya pada pangan. Pendampingan ini digelar pada 7 Oktober 2023 kemarin,” terang Dr. Adi Magna dalam siaran pers yang diterima uns.ac.id, Senin (27/11/2023).
Kegiatan pendampingan yang dilakukan di UD. Berkah diawali dengan memberikan penyuluhan tentang pengetahuan pengemasan dengan materi penyuluhan meliputi jenis bahan kemasan, jenis kemasan, dan proses kemasan yang aseptis. Ketiga aspek ini penting dipahami oleh para pekerja karena dapat menentukan mutu dan keamanan produk yang dihasilkan. Rambak merupakan kerupuk kulit yang diproses dengan cara penggorengan, sehingga memiliki karakteristik mudah rusak dan teroksidasi. Sebagai upaya meminimalisir kerusakan pada produk rambak tersebut, maka pendekatan yang tepat sangat diperlukan berupa pemilihan bahan kemasan, jenis kemasan, dan proses kemasan yang baik. Peningkatan pengetahuan melalui penyuluhan belum cukup menjamin pekerja dapat menerapkan praktik pengemasan yang baik. Mengingat produk olahan pangan ini sangat rentan terhadap kontaminasi, sehingga praktik pengemasan yang aseptis seperti penggunaan perlengkapan personal higieni dan peralatan fisik yang bersentuhan langsung dengan rambak perlu terapkan dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan selanjutnya dari pengabdian ini adalah menerapkan praktik pengemasan yang sesuai dengan prosedur pengemasan yang baik.
Tim pengabdian memberikan pendampingan yang diawali dengan pemberian peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan praktik pengemasan. Selanjutnya, tim dan mitra melakukan praktik meliputi penggunaan peralatan pelindung diri dan diikuti dengan proses pengemasan menggunakan kemasan standing pouch dan kemasan plastik.
Dampak dari kegiatan ini bagi mitra usaha adalah UD. Berkah sebagai salah satu produsen rambak dengan skala produksi yang cukup besar dapat menjadi pionir dalam memproduksi rambak yang memenuhi aspek mutu dan keamanan pangan. Sehingga hal ini dapat mendukung program pemerintah mencegah kasus keracunan pangan olahan di Indonesia.