Kuatkan Kepemimpinan Keluarga, SD Islam Terpadu Nur Hidayah Solo Gelar BPI Ayah Mengaji
Kuatkan Kepemimpinan Keluarga, SD Islam Terpadu Nur Hidayah Solo Gelar BPI Ayah Mengaji
ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (Alexainfoterkini.com) foto : Istimewa
SOLO (08/09) -- SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta menggelar kegiatan Bina Pribadi Islami (BPI) Ayah Mengaji, Jumat (08/09) malam di Nur Hidayah Convention Centre (NHCC).
Kegiatan yang diikuti oleh 182 peserta, para Ayah orang tua murid dan sebagian guru karyawan SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta ini bertujuan untuk menguatkan peran para Ayah sebagai pemimpin dalam keluarganya.
Kepala SD Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta, Rahmat Hariyadi, S.Pd. dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para Ayah yang telah meluangkan waktu menghadiri kegiatan ini.
"Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada para Ayah hebat sholih yang terus bersemangat belajar bersama, berkolaborasi dalam mendampingi buah hati. Kehadiran para Ayah adalah bentuk komitmen menjaga amanah mulia anak-anak dan keluarga. Mewujudkan asa menjadikan keluarga bahagia dunia akhirat," sambut Rahmat.
"Ayah memiliki peran yang luar biasa dalam keluarga. Ia menjadi pemimpin keluarga yang harus bertanggung jawab terhadap kebaikan keluarganya. Maka tidak salah malam hari ini kita mengaji bersama, menguatkan kepeminpinan dalam keluarga. Menjadi keluarga tangguh dengan meneladani orang-orang shalih terdahulu," harap Rahmat.
Kegiatan Ayah Mengaji kali ini bertajuk "Meneladani Salafus Shalih dalam Memimpin Keluarga" menghadirkan pembicara, Ust. Hatta Syamsudin, Lc., M.HI, salah satu pakar parenting keislaman lulusan sebuah universitas di Sudan.
Dalam paparan materinya, beliau menyampaikan beberapa hal bagaimana generasi terbaik terdahulu dalam membimbing keluarga.
"Pertama, selalu mendoakan keluarga. Doa agar keluarga memahami ilmu agama dan kokoh dalam mengamalkan. Kedua, berilah kasih sayang tulus kuat kepada anggota keluarga. Sebagaimana yang diteladankan Nabi Muhammad SAW," papar Ust. Hatta, begitu biasanya beliau disapa.
Memberikan ruang diskusi, ada komunikasi yang hangat antara anggota keluarga. Memberikan hadiah dan apresiasi kepada anggota keluarga. Tidak harus mahal, tapi sesuai kebutuhan/keinginan anggota keluarga.
Mengarahkan potensi baik anggota keluarga. Memberikan pembelajaran yang dinamis dan menyenangkan. Memperhatikan asupan gizi dan kesehatan anak.
"Mengingatkan dengan lembut. Menguji kesungguhan anak. Memberikan kesempatan berekspresi luas kepada anak. Boleh marah dan memberi sanksi jika diperlukan. Sebagai mana sahabat Umar memarahi putranya karena tidak menjalankan perintah kebaikan dari Rasulullah," pungkas Ust. Hatta.