Ulik dan Edukasi Generasi Muda tentang Bisnis Batik Lewat Batikphoria
Ulik dan Edukasi Generasi Muda tentang Bisnis Batik Lewat Batikphoria
ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (alexainfoterkini.com) foto : Istimewa
Surakarta - Batik Kenanga Solo berkolaborasi dengan mahasiswa spesialisasi Advertising prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret (UNS) sukses menggelar webinar bertajuk “Batikphoria: Be a Batikpreneur with Batik Kenanga” pada Sabtu (17/06/2023). Menurut perwakilan dari pihak menejemen Batik Kenanga yakni Haris Annisari Indah NR,S.I.Kom., M.I.Kom Webinar ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan ekosistem usaha mikro Batik dan juga menambah brand awareness dari Batik Kenanga sebagai produsen kain Batik Tradisional cap yang bisa menjadi produsen dan juga supplier Brand lokal di Indonesia.
Batik Kenanga sendiri merupakan supplier kain batik cap yang berbasis di Sukoharjo, Jawa Tengah. Dengan motif batik dan warna kontemporer sebagai produk unggulannya, Batik Kenanga telah sukses mencapai pasar batik internasional. Saat ini Batik Kenanga berkeinginan ingin merambah pemberdayaan pasar lokal, dalam rangka wujud pelestarian terhadap Batik Tradisional yang coba untuk ditularkan ke generasi muda. Materi dalam webinar ini baik dari pihak Batik Kenanga dan juga Narasumber Riska Febrianita sebagai owner brand Riskavebrie menyatakan bahwa strategi pemasaran digital melalui Instagram, Tik tok, Facebook, YouTube, dan website menjadi langkah yang penting dalam keberhasilan bisnis usaha Batik saat ini. Diadakan secara daring melalui platform Zoom Meeting, acara ini dihadiri kurang lebih 50 peserta dari berbagai kalangan dan instansi. Menyasar Generasi Z dan milenial, Batikphoria bertujuan untuk mengedukasi dan memberikan insight mengenai bisnis batik. Selain itu, acara ini juga diharapkan bisa menginspirasi generasi muda yang memiliki minat dalam dunia bisnis khususnya fashion batik untuk melestarikan warisan nenek moyang.
Acara yang berlangsung mulai dari pukul 10.00-11.30 WIB, menghadirkan pembicara Riska Febrianita selaku Creative Director Riskavebrie Fashion. Melihat potensi yang menjanjikan dari batik, tetapi kurangnya minat dari masyarakat karena minimnya edukasi, menggugah semangat Riska untuk beralih profesi dari seorang pekerja kantoran menjadi pebisnis batik.
Menurutnya, batik merupakan produk lokal yang keren dan perlu dilestarikan. Mengusung brand Riskavebrie, Riska juga menjelaskan berbagai kiat dan tantangan yang harus dihadapi ketika terjun dalam dunia bisnis.
“Selain mental, yang harus disiapkan adalah konsistensi dan niat yang kuat untuk berkecimpung di dunia bisnis karena kita tidak tahu tantangan apa yang akan dihadapi kedepannya. Kita tidak boleh menyerah dan memaksimalkan apa yang kita punya, visual itu nomor dua, yang paling penting isi pesan apa yang akan kita sampaikan ke customer,” ujarnya mengenai strategi dalam merintis usaha batik.
Selama keberjalanan acara, Sabila Soraya Dewi selaku Ketua Pelaksana Batikphoria menyampaikan hambatan yang dihadapi seperti masalah teknis, tetapi berkat komunikasi yang terjalin dengan baik antar panitia, menjadikan acara ini sukses digelar dengan meriah dan lancar.
“Semoga acaranya bisa semakin besar dan fokus terhadap praktik karena untuk saat ini kita masih dalam tahap edukasi. Mungkin kedepannya Batik Kenanga bisa membuat acara yang melibatkan lebih banyak audiens untuk membuat batik atau visit tour batik dan juga kompetisi Batikpreneur,” harap Sabila untuk Batikphoria selanjutnya.