Tingkatkan Kualitas, KUI UMS Benahi Manajemen Program Internasional
Tingkatkan Kualitas, KUI UMS Benahi Manajemen Program Internasional
ditulis kembali oleh Eko Prasetyo )Foto : Istimewa
SURAKARTA - Di hari ke dua pelaksanaan seminar dan grup diskusi (FGD) Biro Kerjasama dan Urusan Internasional Universitas Muhammadiyah Surakarta (BKUI UMS), benahi Mobilitas Internasional yang ada di UMS (12/5).
Dalam acara yang diselenggarakan di Ruang Seminar Gedung Induk Siti Walidah UMS, BKUI UMS mengundang Pengelola Mobilitas Subdirektorat Kerjasama Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM Afia Rifkiani, S.I.P., MAIS. Kehadiran narasumber, Afia Rifkiani diharapkan memberi masukan tentang bagaimana pengelolaan program mobilitas internasional di UGM.
Saat ditemui untuk wawancara, Afia Rifkiani mendorong mahasiswa untuk mengikuti program mobilitas sebagai bentuk international exposure. Menurutnya, international exposure penting karena bisa menjadi sebuah pengalaman serta sebagai nilai tambah ketika melamar pekerjaan.
"Sekarang kan banyak perusahaan internasioanl, misal Astra kan Jepang, kalau misal mereka tahu kita pernah kuliah di Jepang, mereka ada nilai plus misalnya," ungkap Afia Rifkiani.
Pengelola program mobilitas di UGM itu juga menerangkan perlu adanya diseminasi informasi mengenai program mobilitas kepada para mahasiswa sehingga bisa mendorong mahasiswa untuk mengikuti program.
"Yang penting informasi itu ada. Mahasiswa itu mendapatkan aksesnya, kan memang mahasiswa sendiri yang proaktif. Kita paling tidak menyediakan fasilitasnya," jelas dia.
Menurutnya, fakultas atau prodi bisa memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi tersebut.
Saat dilakukan Focus Group Discussion (FGD), beberapa dosen yang tergabung menyampaikan penilaiannya terkait bagaimana kondisi manajemen mobilitas di UMS sehingga pada akhirnya bisa mendapatkan solusi. Disebutkan permasalahannya seperti kurangnya kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pengelola mobilitas yang belum memiliki perencanaan yang baik, belum mapan, bahkan terkesan masih semrawut.
Andy Dwi Bayu Bawono, S.E., M.Si., Ph.D., menyampaikan setelah diadakannya FGD ini, UMS bisa berbenah untuk mendukung Visi-Misi UMS dalam rangka menjadi world class university.
"Kita ingin menyusun ulang, me-redesign kembali bagaimana program internasional dan juga program mobiltas dan hospilitas yang dibutuhkan di UMS sendiri," jelas Andy.
Harapannya, lanjut dia, masukan dari para peserta bisa menjadikan perbaikan atas program internasional yang diselenggarakan oleh UMS, yang harapannya bisa menunjang visi-misi yang telah dicanangkan.
Meskipun biaya menjadi tantangan mahasiswa untuk mengikuti program mobilitas ke luar negeri, menurut Nur Amalia, S.S., M.Ed selaku Kepala Bidang Mobilitas dan Hospilitas BKUI UMS menyampaikan, terdapat banyak beasiswa yang bisa dimanfaatkan.
"Beasiswa itu terbuka sekali, ada banyak platform atau skema beasiswa yang bisa diambil oleh mahasiswa, mulai dari yang disediakan oleh pemerintah Indonesia seperti Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) ataupun memang dari lembaga lain seperti misalnya ada Erasmus Mundus," papar Nur Amalia.
Dia juga mengatakan beasiswa yang dikeluarkan oleh universitas luar negeri semakin banyak, jadi kenapa tidak dicoba. Dia juga menyampaikan saat ini minat mahasiswa UMS untuk program internasional mulai merambah ke Eropa dan Amerika.