Profil Pelajar, Mahasiswa, dan Masyarakat Pancasila dalam Perpektif Pragmatik
Profil Pelajar, Mahasiswa, dan Masyarakat Pancasila dalam Perpektif Pragmatik
Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.
Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Pegiat LIterasi Arfuzh Ratulisa
Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M Rohmadi Ratulisa
"Kawan, setiap anak memiliki harapan untuk menjadi yang terbaik di antara yang baik sehingga dapat melanjutkan mimpi dan cita-cita kedua orang tua dan bangsanya yang tercinta secara berkelanjutan"
Keberadaan Pancasila dan UUD Dasar 1945 sebagai dasar ngeara dan pandangan hidup Negara Republik Indonesia merupakan keniscayaan bagi seluruh masayarakat NKRI. Setiap tahun pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Oleh kerena itu, seluruh masyarakat harus mampu menjadi teladan dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, baik sila kesatu sampai sila kelima Pancasila. Keberadaan Pancasila bukan sekadar sebagai lambang Negara Republik Indonesia tetapi harus menjadi nilai-nilai yang sudah dipahami dan dilaksankan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dengan demikian, keberadaan profil pelajar, mahasiswa, dan masyarakat Indonesia harus diwujudkan bukan sekadar mimpi dan imajinasi semata.
Profil pelajar, mahasiswa, dan masyarakat Pancasila untuk membangun SDM yang unggul di masa depan yang diharapkan oleh pemerintah dengan kurikulum merdeka, guru penggerak, sekolah penggerak, merdeka belajar, dan kampus merdeka memiliki enam pilar utama, yaitu: (1) beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, (2) mandiri, (3) bernalar kritis, (4) kreatif, (5) bergotong royong, dan (6) berkebhinekaan global. Keenam pilar tersebut menjadi pondasi dasar penguatan dan pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang ungul, kreatif, inovatif, produktif, dan inspiratif. Oleh karena itu, diperlukan orang tua, guru, dosen, masyarakat, dan profesi lainnya yang sudah menjadi atau menimal memiliki keteladanan dalam bersikap dan bertindak sebagai bentuk manifestasi nilai-nilai Pancasila, baik tersirat maupun tersurat. Secara pragmatik, sebagai interdisipliner linguistik yang memahami maksud dibalik ujaran sesorang penutur dan lawan tutur yang terikat konteks tentu harus dipahami secara teliti dan cermat multikonteks dalam kehidupan formal maupun nonformal. Keberadan pelajar, mahasiswa, dan masayarakat Pancasila ini harus dikolaborasikan secara formal di sekolah, kampus, dan nonformal dalam laboratorium kehidupan, yakni lingkungan kehidupan sosial masyarakat secara komprehensif.
Pemahaman terhadap multikonteks pragamatik dalam kehidupan seharai-hari di dalam masayarakat akan menguatkan pemahaman dan implementasi enam pilar profil pelajar, mahasiswa, dan masyarakat Pancasila. Hal ini dapat dilihat pada kesemestaan yang harus dipahami sebagai unsur konteks pragmatik dalam kehidupan langsung dan kehidupan maya (media sosial). Dengan memahmi multikonteks kehidupan masyarakat secara langsung dan di medsos yang beragam dan berkebhinekaan maka akan lebih berhati-hati dalam memilih diksi yang tepat dan menyejukkan. Dengan pilihan kata yang tepat, santun dalam menyampaikan, baik dalam bersikap dan bertindak sudah merupakan implementasi nilai-nilai pilar profil pelajar Pancasila yang nyata dan beradab.
Keberadaan insan manusia yang beragam pekerjaan kemudian dijadikan sebagai rujukan konsteks contoh terbaik dalam proses menjadi manusia yang mandiri, bernalar kritis untuk menyelesaikan masalah, dan kreatif dalam melahirkan ide-ide pemgembangan dan keberlanjutan sudah menjadi wujud nyata implementasi konteks pragmatik dalam kehidupan. Pragmatik bukan sekadar memahami maksud dibalik ujaran seorang penutur secara tulis dan lisan tetapi juga melakukan kerja sama dengan mematuhi prinsip kerja sama dalam berkomunikasi dan santun dalam menuturkan secara lisan dan tulis dengan mematuhi prinsp-prinsip kesantunan. Keberadaan aneka peristiwa yang beragam di berbagai wilayah Indonesia merupakan multikonteks kehidupan yang beragam dan harus dijadikan sebagai pelajaran berharga bagi seluruh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat di seluruh wilayah NKRI. Dengan demikian, memahami dan mengimlementasikan profil pelajar, mahasiswa, dan masyarkat Pancasila tidak dapat dilaksanakan sendirian tetapi harus bergotong royoang membangun supertim dalam kebhinekaan bagi seluruh masyrakat Indonesia.
Sikap gotong royong dan kebhinekaan ini jelas harus dimiliki oleh seluruh masyarakat Indoensia yang tersebar di 38 provinsi di NKRI. Keberadaan bahasa daerah, ras, suku, golongan, budaya, seni yang beragam merupakan kekhasan kearifan lokal yang harus dilestarikan dengan bergotong royong antarsemua pihak. Kebhinekan yang beragam tersebut menjadi kekayaan, investasi, dan kenikmatan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dalam konteks pragmatik, kebhinekaan ini sebagai multikonteks yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia sebagai reportoar bahasa, seni, budaya, agama, bahasa, dan multikonteks kehidupan lainnya yang harus dikuasa secara bertahap. Dengan demikian, seluruh masyarakat Indoensia akan memiliki pemahaman dan penguasaan multikonteks yang beragam untuk dapat memiliki dan menguasai strategi tutur serta tindak tutur kesantunan yang beragam dalam berkomunikasi agar dapat saling menjaga, menghormati, menghargai, dan menujukkan sikap gotong royong dan kebhinekaan dalam konteks pragmatik secara menyeluruh bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Keberadaan pelajar, mahasisa, guru, dosen, dan masyarakat Pancasila di Indonesia ini harus dapat terwujdud dengan satu kata, yakani keteladanan. Marilah kita mulai dari diri kita masing-masing untuk menjadi teladan bagi diri kita, keluarga, teman, sahabat, kolega, dan masyarakat di sekitar kita. Dengan demikian, kita semua akan menjadi virus-virus positif yang dapat bergerak dan menggerakkan sayap-sayap semesta yang akan turut serta menyinari dunia, seperti bintang, bulan, dan matahari yang menyinari bumi sepanjang hari, baik tampak mauun tidak tampak oleh manusia.
Indah dan memesona bunga matahari di ujung senja yang menunjukan kemolekan dan senyum manisnya melalui kelopak kuning keemasan yang memancarkan senyum manis untuk multigenerasi NKRI di mana pun berada. Tetap sehat dan bersemangat untuk terus berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) dalam segala konteks pragmatik untuk mendukung terwujudnya profil pelajar, mahasiswa, dan masyarakt Pancasila yang komprehensif dan memiliki kemaslahatan sepanjang hayat. Dengan perjuangan supertim yakinlah mimpi dan cita-cita untuk melahirkan sumber daya manusia yang unggul, kreatif, inovatif, produktif, dan inspiratif akan dapat terwujud dan akan indah pada waktunya.
“Senyum indah memesona akan membuka ruang mimpi dan imajinasi semesta untuk terus bergerak dan menggerakkan ruang kesemstaan diri yang akan terus memotivasi dan menginspirasi multigenerasi NKRI sepanjang masa dengan Ratulisa”