Daya Pragmatik Bahasa Indonesia Dikagumi oleh Masyarakat Dunia
Daya Pragmatik Bahasa Indonesia Dikagumi oleh Masyarakat Dunia
Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.
Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Pegiat LIterasi Arfuzh Ratulisa
Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M Rohmadi Ratulisa
"Mimpi dan imajinasi untuk dapat berkomunikasi yang baik dan santun menjadi keniscaayaan seluruh masyarakat dunia"
Bahasa Indonesia merupakan jati diri bangsa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa persatuan yang menyatukan seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Keberadaan bahasa Indonesia yang telah mampu menjadi media komunikasi dan pemersatu bangsa Indonesia sejak ditetapkan sebagai bahasa persatuan tgl 28 Oktober 1928 dalam sumpah pemuda benar-benar menjadi pemantik dan virus positif untuk menyatukan seluruh masyarakat NKRI dalam kebihnekaan. Keberagaman suku, ras, golongan, bahasa, agama, seni, budaya, politik, partai, dan perbedaan-perbedaan lainnya ternyata dapat disatukan dengan alat komunikasi yang dikenal dengan bahasa Indonesia. Inilah bukti nyata penguatan nasionalisme melalui bahasa Indonesia yang sering saya gaungkan dengan “Aku cinta bahasa Indonesia, aku bangga bahasa Indonesia, bahasa Indonesia luar biasa dan mendunia” untuk seluruh masyarakat NKRI.
Siapa yang tidak kenal dengan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi dengan kolega, teman, sahabat-sahabat di Jawa, luar Jawa, Bali, Kalimantan, dan wilayah lainnya di 38 provinsi di NKRI. Ternyata semua diikat dengan kekutatan daya tutur pragmatik yang digunakan penutur untuk menyampaikan pesan tersurat dan tersirat kepada seluruh lawan tuturnya dengan media bahasa Indonesia. Tindak tutur yang digunakan oleh masyarakat Indonesia sangat bergantung pada konteks tuturan, baik konteks situasi formal dan nonformal. Masyarakat Indonesia sangat beragam dan tersebar di 38 provinsi sehingga keberagaman dan perbedaan itu merupakan nikmat terbesar dari Tuhan YME yang harus disyukuri. Oleh karena itu, seluruh masayarakat Indonesia harus selalu menjadi teladan dan contoh dalam berkomunikasi yang baik dan santun dalam segala konteks. Dengan demikian akan terus membuaka ruang untuk melaksankan 5B: bersilaturahmi, berkomunikasi, berkolaborasi, beraksi, dan berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) di beranda cinta arfuzh ratulisa yang begitu indah memesona dengan hamaparan taman bunga matahari yang menghiasinya.
Keberadaan bahasa Indonesia menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia (disingkat dnegan NKRI). Bahasa Indonesia benar-benar telah menyebar di berbagai belahan dunia, baik benua ASEAN dan EROPA sebagai alat komunikasi nasiolan dan internasional, baik di tingkat ASEAN dan dunia internasional. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., dalam pidato kuncinya pada seminar nasional yang bertajuk Indonesia dan Keindonesiaan di Panggung Internasional, Jumat (20 Mei 2022) yang diselenggarakan FIB UGM Yogyakarta menuturkan ada 428 lembaga penyelenggara pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing yang di tersebar di 47 negara. Jumlah pembelajar bahasa Indonesia terus mengalami peningkatan sehingga sudah selayaknya bahasa Indonesia digaungkan dan dikuatkan fungsi dan perannya sebagai bahasa nasional dan internasional.” Seiring menguatnya peran bahasa Indonesia dan diplomatik kebudayaan kita diharapkan bisa menguatkan vitalitas bahasa Indonesia di tingkat internasional,” (ugm.ac.id). Merujuk pendapat tersebut menunjukkan bahwa potensi bahasa Indoenesia menjadi bahasa internasional yang digunakan dalam komuniasi di tingkat nasional dan internasional sangat memungkinkan dan memiliki peluang untuk diwujudkan. Hal ini yang menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh masyrakat Indonesia untuk dapat mewujudkannya secara bertahap.
Bapak Persiden Ir. Joko Widodo sering menjadi teladan berbahasa Indonesia di tingkat internasional dalam berbagai pertemuan resmi tingkat dunia. Selain itu pemakaian bahasa Indoneia yang tersebar di berbagai wilayah internasional, seperti Arab Saudi, Australia, Amerika, Kanada, Timur Tengah, Thailand, Brunai, Malaysia, India, Madagskar, Kamboja, China, Korea, Suriname, Singapura, Pilipina, dan negara-negara lainnnya yang tersebar di Benua ASEAN dan eropa. Dengan demikian, fungsi dan daya pragmatik bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan untuk menyatukan sekitar 272 juta jiwa masyarakat di Indonesia benar-benar dikagumi oleh masyarakat di dunia. Bahasa mana di duni yang dapat mempersatukan sekitar 272 juta jiwa yang tersebar di 38 provinsi, selain Indonesia.
Masyarakat yang beragam dengan segala kebhinekaaannya, bahasa, suku, agama, seni, budaya, dan segala kepercayaan dan khasanah keunikan di masing-masing wilayah di seluruh pelosok NKRI. Inilah bukti nyata daya pragmatik yang diwujudkan dalam tindak tutur langsung dan tidak langsung oleh para penutur dan lawan tutur serta partisipanya. Komunikasi yang dilaksanakan penutur, lawan tutur, dan partisipan mengandung implikatur dan praanggapan yang mengandung maksud tersirat dan tersurat dnegan segala konteks kehidupan yang beragam. Selain itu komunikasi yang beragam dengan menerapkan prinsip kerja sama yang diwujudkan dengan maksim kualitas, kuantitas, relevansi, dan cara menjadi salah satu upaya untuk mendukung implementasi prinsip kesantunan sebagai seorang penutur dan lawan tutur. Penggunaan deiksis dalam berbagai konteks yang dapat menujukan tempat, diri, waktu, sosial yang menjadi konteks tuturan menjadi bukti nyata penguasaan keterampilan berbicara penutur dan lawan tutur dalm konteks yang beragam secara nasional dan di tingkat internasional.
Daya pragmatik bahasa Indonesia ini dapat dikuasai oleh seluruh masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia karena perwujudan keinginan saling berinteraksi, menyapa, bekerja sama, saling menguatkan, dan membuka diri dalam proses belajar berasama secara berkelanjutan. Dengan demikian upaya untuk dapat merealisasikan keterampilan abad xxi, yakni berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif ini benar-benar dapat diwujudkan dengan mengoptimlkan fungsi bahasa Indonesia di berbagai wilayah dunia. Hal ini dapat diwujudkan dengan memaksimalkan proses pembelajaran BIPA yang dilakukan secara indivudu, kelembagaan, asosiasi, dan juga lembaga-lembaga pelatihan pemerintah dan swasta. Sebagai contoh praktisi BIPA dari Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI), seperti Mbak Mia, Mbk Ungu, Mbak Raheni, Mabk Titi, Mbak Icha, Mbk Laili, Mas Chafit Ulya, Mas Ndaru, Mas Kundharu, Mas Marfan, Mas Memet, Mbk Sisi, Mas Uza, Mbk Hespi, Mbak Prima, Mbk Dewi, Mbak Umi, Mbak Tri, Mbk Eti telah membuka ruang pengembangan pembelajaran BIPA di Vietnam, Turki, Madagskar, India, Thailan, Singapura, Australia, dan juga dikuatkan dengan membuka ruang dan sumber literasi untuk terus berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) bagi seluruh masyarakat dunia di istana arfuzh tercinta. “Pojok Baca ADOBSI” yang dibuka di salah satu kampus di Vietnam, sebagai bukti nyata dukungan ADOBSI untuk pengembangan dan penggunaan bahasa di tingkat internasional. Dengan demikian daya pragmatik bahsa Indonesia benar-benar telah memantik perhatian dan dikagumi oleh masyrakat dunia secara bertahap dan berkelanjutan sebagai media dan alat berkomunikasi dan terus berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) bagi penutur bahasa Indonesia di tingkat nasional dan internasional.
Mimpi dan imajinasi para pegiat literasi untuk dapat mendukung penggunaan dan pengembangan bahasa Indoensia di tingkat dunia telah dilakukan dengan terus berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) dalam bentuk karya-karya nyata sebagai perwujudan karya literasi untuk masyarakat Indonesia dan dunia. Oleh karena itu, daya pragmatik bahasa Indonesia ini dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh seluruh masyarakat sebagai media promosi dan guru imajinasi dalam segala konteks untuk berkarya. Dengan demkian, karya-karya kita akan terus menyinari dunia, seperti bintang, bulan, dan matahari yang selalu menyinari bumi, baik tampak maupun tidak tampak oleh manusia di beranda cinta istana arfuzh tercinta.
“Kawan, jadilah pelita dalam kegelapan pasti akan selalu dicari dan dirindukan umat sepanjang hayat sebagai teladan dan pusat rujukan untuk menemukan jalan berliterasi dengan segala kesemestaan”
Istana Arfuzh Ratulisa, 9 Maret 2023