Sekolah Pascasarjana UNS Menggelar Sosialisasi Kebijakan Akademik bagi Mahasiswa Baru Periode II
Sekolah Pascasarjana UNS Menggelar Sosialisasi Kebijakan Akademik bagi Mahasiswa Baru Periode II
SOLO — Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan sosialisasi kebijakan akademik Sekolah Pascasarjana periode II tahun akademik 2022/2023. Kegiatan yang diikuti mahasiswa baru jenjang S-2 dan S-3 Sekolah Pascasarjana ini berlangsung di Aula Pascasarjana UNS, Rabu (22/2/2023).
Acara tersebut dibuka langsung oleh Dekan Sekolah Pascasarjana UNS, Prof. Sutarno, Ph.D. Dalam sambutannya, Ia menjelaskan bahwa saat ini terdapat delapan program studi (prodi) yang dinaungi Sekolah Pascasarjana UNS. Ia juga berpesan agar para mahasiswa menyiapkan diri sebaik-baiknya sebelum memasuki perkuliahan.
“Harus disiapkan dengan baik, misal awal semester harus apa, lalu di akhir semester harus seperti apa. Secara akademik harus mengenali targetnya, engga perlu lama-lama. Cukup dua tahun bagi S-2 dan tiga tahun bagi S-3. Kalau sudah well prepared, diharapkan bisa tepat waktu,” ujar Prof. Sutarno.
Selain itu, topik penelitian juga harus disiapkan sejak awal semester agar dapat memudahkan mahasiswa ketika melakukan publikasi sehingga dapat selesai tepat waktu.
“Dari jauh-jauh hari harus dipikirkan misal mau meneliti apa, temuan baru apa yang kira-kira bisa dipublikasikan. Kalau hanya asal meneliti, itu bisa jadi masalah. Kebaruan ini bisa dengan mudah Saudara dapat ketika menjadi mahasiswa, misal selama empat bulan luangkan 2-3 jam sehari untuk membaca jurnal-jurnal yang linier dengan bidang Saudara. Oleh karena itu, hendaknya Saudara dapat menyelesaikan publikasi ilmiah sejak awal semester,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Dekan Riset, Inovasi, dan Kemahasiswaan Sekolah Pascasarjana UNS, Prof. Dr. Agus Kristiyanto menuturkan bahwa terdapat sembilan kualifikasi akademik. Kualifikasi tertinggi yaitu jenjang doktor. Ia juga berpesan agar harus terdapat perbedaan ketika menempuh jenjang sarjana, magister, dan doktor.
“Ada proses transformasi pembelajaran di jenjang pascasarjana. Kalau di S-1, Saudara menggunakan prinsip teori pedagogi, yaitu proses pembelajaran yang sangat bergantung pada guru atau dosen. Kalau di pascasarjana, sudah menggunakan prinsip andragogi, pembelajaran orang dewasa,” terangnya.
Kemudian, Prof. Agus juga menjelaskan prinsip pembelajaran berikutnya yang harus bisa diadaptasikan oleh mahasiswa, yaitu heutagogi.
“Kita harus bisa aktif dan proaktif sebagai agen dari proses pembelajaran. Belajar tidak harus dengan dosen atau dengan teman karena sumber belajar saat ini sudah sangat melimpah, baik melalui internet maupun buku. Oleh karena itu, di pascasarjana sudah menerapkan merdeka belajar sejak dulu,” pungkasnya.
Selain itu, Ia juga menjelaskan mengenai angka kredit semester hingga sanksi bagi mahasiswa yang melanggar tata tertib. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bekal mahasiswa baru di Sekolah Pascasarjana UNS untuk mengarungi jenjang pendidikan yang baru.