Merdeka Belajar, Sekolah Merdeka, Kampus Merdeka untuk Multigenerasi Emas Indoensia
Merdeka Belajar, Sekolah Merdeka, Kampus Merdeka untuk Multigenerasi Emas Indoensia
Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.
Dosen PBSI FKIP UNS & Pegiat LIterasi Arfuzh Ratulisa
Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M Rohmadi Ratulisa
ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (Alexainfoterkini.com)
“Kawan, kalau hendak pintar ya belajar, kalau hendak terampil ya berlatih. Jadilah manusia yang baik dan hebat yang selalu menjadi pembelajar sepanjang hayat untuk terus berliterasi dengan ratulisa (rajin menulis dan membaca) untuk berkarya ”
Istilah merdeka belajar, sekolah merdeka, kampus merdeka, guru penggerak, kepala sekolah penggerak, dan dosen penggerak menjadi tranding topik sejak diluncurkan oleh Mendikbud RI, Bapak Nadim Makarim dengan kebijakannya merdeka belajar kampus merdeka (MBKM). Hal ini menjadi salah satu tantangan baru bagi seluruh elemen pengelola pendidikan tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Merdeka belajar berarti bebas dalam belajar dengan berbagai sumber literasi dan pengetahuan yang dapat diakses secara bebas, terbuka, dan terpilih. Kebebasan dalam belajar dengan berbagai sumber belajar cetak dan online harus terpilih agar peserta didik tetap memiliki titik temu untuk pembentukan karakter, komitmen berintegritas, dan bermental yang kuat dalam berbagai konteks permaslahan yang dihadapi. Untuk mewujudkan dan melaksanakan merdeka belajar untuk generasi emas Indonesia harus dilakukan langkah setrategis berikut.
Pertama, merencanakan merdeka belajar bersama supertim. Komitmen kepala sekolah,komite sekolah, guru, peserta didik, dan masyarakat harus duduk bersama sebagai supertim untuk dapat membaca, memahami, dan mengimplementasikan program merdeka belajar di sekolah. Komitmen yang dipahami dan dibangun bersama supertim diyakini dapat menjadi dasar perencanaan yang baik dan realistis. Hal ini sebagai dasar kepala sekolah dan guru untuk dapat melakukan 5B: bersilaturahmi kepada orang tua peserta didik, berkomunikasi, berkolaborasi, beraksi, dan berliterasi dengan ratulisa (rajin menulis dan membaca) dalam berbagai konteks pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.
Kedua, merdeka belajar harus menjadi program pembiasaan bagi peserta didik dan guru. Upaya untuk mengubah mindset guru dan peserta didik harus dilakukan secara bersama dalam program perencanaan dan pelaksanaan program merdeka belajar. Upaya ini harus dilakukan secara rutin bagi guru dan peserta didik agar kolaborasi dan komunikasi antarguru dengan poeserta didik dapat terjalin dengan menyenangkan. Prinsip pembelajaran dengan formula 4K: kreatif, kritis, kolaboratif, dan komunikatif harus menjadi dasar guru bersama peserta didik untuk menjadikan program merdeka belajar menjadi karakter yang tertanam dalam hatinya. Aneka program penguatan hardskill dan softskill harus dapat dilakukan secara rutin untuk mendukung kepiawean peserta didik untuk menjadi generasi emas Indonesia yang unggul, kreatif, inovatif, dan produktif.
Ketiga, melibatkan masyarakat dan pegiat literasi untuk guru dan peserta didik untuk merdeka belajar. Sumber belajar bagi guru dan peserta didik bukan hanya perpustakaan, buku, dan materi yang diberikan gurunya. Guru dan peserta didik harus memiliki kerja sama dengan masyarakat, dunia usaha dan industri, serta pegiat literasi sehingga para guru dan peserta didik terus dapat berliterasi dengan ratulisa (rajin menulis dan membaca) agar dapat merealisasikan ide-ide briliantnya untuk menjadi artikel media cetak, buku, cerpen, novel, antologi puisi, dan aneka karya kreatif lainnya. Keberagaman sumber literasi dan perkembangan teknologi harus benar-benar dipahamkan kepada guru dan peserta didik untuk melek literasi digital sehingga menjadi sumber literasi digital yang efektif dan efisien untuk belajar dan membelajarkan diri sepanjang hayat.
Kebersamaan supertim yang dibangun dengan semangat dan komitmen bersama untuk mewujdukan program merdeka belajar pasti dapat terwujud sepanjang ada kolaborasi positif antarsemua elemen pendidikan pusat dan daerah. Komitmen ini harus dilakukan dengan rutin bersilaturahmi, berkomunikasi, berkolaborasi, beraksi, dan berliterasi dengan ratulisa (rajin menulis dan membaca) untuk multigenerasi emas Indonesia yang kreatif, inovatif, dan produktif sebagai calon-calon pemimpin masa depan di wilayah NKRI. Upaya untuk terus melatih peserta didik dan guru berinovasi dalam proses belajar dan membelajarkan diri dengan berbagai media digital, seperti perpusnas.go.id, arfuzhratulisa.id, gln.kemdikbud.go.id, pusatbahasa.go.id, digital.id dan kesemetaan alam dipastikan dapat memberikan model dan pencerahan bagi guru dan peserta didik di jenjang KB, TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan perguruan tinggi secara berkelanjutan dalam berbagai konteks pembelajaran yang menyenangkan dan berkualitas sepanjang hayat. Dengan demikian, untuk mewujudkan ide merdeka belajar, sekolah merdeka, kampus merdeka, dan masyarakat merdeka untuk mewujudkan multigenerasi emas NKRI kuncinya harus Bersatu, bersilaturahmi, berbagi, dan Bersama-sama untuk mweujudkannya.
“Kawan, bertanyalah apa yang telah engkau berikan untuk generasi emas Indonesia sebagai calon pemimpin masa depan sehingga kita akan terus berusaha untuk bersilaturah,I dan berbagai kepada multigenerasi emas NKRI”