Rumah Sakit Lapangan Sigap Mengobati Penggembira Muktamar ke 48 di Solo
Rumah Sakit Lapangan Sigap Mengobati Penggembira Muktamar ke 48 di Solo
ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (Alexainfoterkini.com), foto :istimewa
SOLO - Panitia Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah mendirikan rumah sakit lapangan bersama dengan RS PKU Muhammadiyah Bantul, Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Soelastri, serta RSGM Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) yang di tempatkan di kampus 1, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tepatnya di depan halaman Fakultas Hukum UMS.
Pendirian rumah sakit lapangan tersebut dimaksudkan untuk mengawal kegiatan Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang berlangsung dari tanggal 17-20 November 2022.
Rumah sakit lapangan ini menjadi tempat rujukan sementara dari posko-posko kesehatan yang mengawal Sidang Tanwir dan Muktamar dari Muhammadiyah maupun Aisyiyah.
Prof., Dr., dr., Em Sutrisna, M.Kes menyampaikan, rumah sakit lapangan ini bersifat semi paripurna dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
"Tentu pelayanan di sini pelayanan semi paripurna, mengapa saya katakan semi, karena ada pelayanan yang sifatnya elektif, elektif itu tidak emergency atau pelayanan yang emergency," kata Prof Em Sutrisna.
Em Sutrisna juga menyampaikan bahwa fasilitas di rumah sakit lapangan ini sangat lengkap.
Alat kesehatan yang tersedia di rumah sakit lapangan tersedia di mulai dari alat pemeriksaan awal seperti stetoskop, tensimeter, tabung oksigen, dan lainnya, hingga peralatan emergency lanjutan. Bahkan tim rumah sakit lapangan tersebut siap untuk menyokong ICU darurat dengan standar peralatan yang canggih seperti peralatan ventilator, defribilator, dan sebagainya.
Tidak hanya mendirikan rumah sakit lapangan di kampus 1, RS PKU Muhammadiyah Bantul juga mendirikan rumah sakit lapangan di Stadion Manahan ketika acara pembukaan Muktamar ke 48 digelar.
dr. Yudhi Sulistya Nugraha dari RS PKU Muhammadiyah Bantul sekaligus sebagai koordinator rumah sakit lapangan menerangkan alur evakuasi muktamirin. Dia menyebutkan terdapat dua sistem evakuasi.
"Untuk evakuasi ada dua sistem yaitu untuk kasus-kasus non emergency pasien label kuning atau label hijau yang perlu dibawa ke rumah sakit, kami membawakan AmbulanMU. Kemudian apabila terjadi kasus kondisi kritis, kami membawa dengan ambulans rumah sakit, yang mana ambulans itu adalah ambulans emergency yang siap dipakai," papar Yudhi.
Untuk mengawal Muktamar kali ini, tim rumah sakit lapangan menyiapkan tiga dokter umum, tujuh belas perawat, dan enam supporting (pengendara, logistik, dan aliran listrik)
Berdasarkan informasi dari Yudhi, rumah sakit lapangan sudah menerima pasien non emergency hingga 150 orang penggembira.
"Rata-rata memang non emergency terkait saluran pernapasan, kemudain nyeri kepala, nyeri perut dan sebagainya. Karena kebanyakan yang masuk ke kami adalah bagian penggembira, yang mana mereka terforsir di perjalanan, dan di sini masih penyesuaian jenis makanan yang belum cocok, serta akibat intinya karena kelelahan," jelas Yudhi.