Semarak Pengging Fair 2022, Gombloh : Pengging Masa Depan adalah Pengging Masa Lalu
Semarak Pengging Fair 2022
Gombloh : Pengging Masa Depan adalah Pengging Masa Lalu
Penulis : ditulis kembali oleh eko Prasetyo (Alexa.IT.com)
BOYOLALI - Perhelatan suasana Karnaval Pengging Fair 2022 di Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, berlangsung sangat meriah. Acara yang dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didampingi Bupati Boyolali M Said Hidayat dan Wakil Bupati Wahyu Irawan dengan menyuguhkan berbagai macam kesenian tradisional dan beberapa stand dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berlangsung semarak. Karnaval Pengging Fair 2022 memang bertujuan untuk membangkitkan ekonomi UMKM di kawasan pariwisata air Pengging. Bahkan, salah satu pesertanya adalah prajurit Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang mengikuti acara Karnaval Pengging Fair 2022 di Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (9/9/2022).
Budayawan Pengging Gombloh Sujarwanto mengatakan bahwa event Pengging Fair 2022 yang kembali digelar secara terbuka dan dihadiri ribuan masyarakat Kabupaten Boyolali ini merupakan sebuah inisiasi warga desa sekitar Pengging, Banyudono. Apalagi bertepatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-77, segenap muda-mudi Pengging mengadakan Pengging Fair 2022 yang berisi bermacam panggung hiburan, mulai dari Panggung Dangdut, Panggung Wayang, Band, Koes Plusan, Campur Sari, Reog, Tarian Topeng Ireng, Laras Madyo, Moco Patan, Kirab Prajurit Keraton, Kirab Petani beserta hasil bumi dan berbagai seni lainnya,” terang Gombloh yang sering disebut Budayawan Pengging.
Pengging Masa Depan
Menurut Gombloh, bahwa Pengging Fair 2022 hadir untuk membawa makna “Pengging Masa Depan adalah Pengging Masa Lalu” yang patut direnungkan bersama. Sejarah Pengging ternyata mampu membawa kejayaan bagi raja-raja di nusantara. Pertama, masa kejayaan Pengging Aji Pamoso yang menamakan gunung-gunung yang ada di nusantara dengan berbagai situs peninggalannya, misalnya situs yang ada dukuh Tritis, Pandanan, Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono.
Kedua, masa kejayaan Pengging Witho Radyo, dimana batu situs peninggalan yang berupa batu dan stupa yang terletak di Dukuh Ngaru-Aru, Desa Ngaru-Aru. Pengging Witho Radyo mampu menurunkan raja-raja di seluruh Asia. Dimana ciri-ciri yang ada garis keturunan Pengging Witho Radya adalah depan gerbang kerajaan (keraton) selalu ada patung Gupala. Menurut legenda para sesepuh Pengging terdahulu, bahwa Patung Gupala adalah penjelmaan dari Jin Baidi dan Jin Karawu,” terang Gombloh.
Ketiga, adalah masa kejayaan daripada Pengging Handayaningrat, dimana letak peninggalan situsnya berupa Yoni yang berada di Dukuh Bodean, Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono yang konon sebagai Patihnya ada dua, yaitu Patih luar dan Patih dalam. Konon, Patih luarnya adalah Jin Baidi dan Patih dalam adalah Jin Karawu. Pada saat itu, Pengging Handayaningrat dipimpin seorang raja ternama yang bernama Prabu Sri Makurung Handayaningrat dengan berputra 3 (tiga) orang,” ujarnya.
Dimana Putra yang pertama Prabu Sri Makurung Handayaningrat bernama Kebo Kanigoro, putra kedua Bernama Kebo Kenongo atau Imamullah ing Pengging dan putra ketiga Bernama Kebo Amiluhur. Dari ketiga putra Prabu Sri Makurung Handayaningrat tersebut, hanya Kebo Kenongo atau Imamullah ing Pengging yang memiliki keturunan, yakni Mas Karebet atau Joko Tingkir yang kelak akan menjadi Raja Pajang bergelar Sultan Hadiwijoyo,” terang Gombloh.
Dengan demikian, acara Pengging Fair 2022 semestinya menjadi momentum untuk belajar sejarah bagi generasi masa depan, karena dalam sejarah sudah ada. Sehingga kita tinggal menggali kembali tentang kejadian Pengging masa lalu dan mengambil hikmah atau kebaikan yang sesuai dengan kepribadian dan kondisi yang ada di Indonesia,” ujar Budayawan Pengging yang pernah kondang dengan iklan Kalibex beberapa dekade dulu.