Cerita Marcell Menimba Ilmu di Kampus B.J. Habibie, RWTH Aachen University, Jerman
Cerita Marcell Menimba Ilmu di Kampus B.J. Habibie, RWTH Aachen University, Jerman
dituls kembali oleh Eko Prasetyo (alexa.IT.com)
Solo - Belajar di kampus luar negeri tentu menjadi pengalaman mengesankan bagi mahasiswa. Terlebih, ketika harus mendalami bidang-bidang ilmu yang belum terlalu familiar di Indonesia sebagai negara berkembang. Mahasiswa dapat menggali keilmuan dan pengalaman dalam bidang tersebut secara lebih dalam.
Saat ini, banyak kesempatan yang diberikan pemerintah kepada mahasiswa untuk belajar di luar negeri dalam waktu singkat. Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjadi salah satu universitas yang telah mengirimkan mahasiswa ke universitas terkemuka dunia sejak beberapa tahun yang lalu. Program tersebut bernama UNS Global Challenge yang dinaungi oleh International Office UNS.
Salah satu awardee UNS Global Challenge 2022 tersebut yaitu Marcellinus Abellard Arioseto dari Program Studi (Prodi) Teknik Industri Fakultas Teknik (FT) UNS. Marcell berhasil lolos program summer school selama tiga pekan pada 3—23 Juli di Rheinisch-Westfälische Technisch Hochschule (RWTH) Aachen University, Jerman. Dalam kesempatan ini, uns.ac.id mengulas mengenai pengalaman Marcell selama di Jerman.
RWTH Aachen University, Jerman
RWTH Aachen University merupakan salah satu universitas terbaik di Jerman. Selain itu, Aachen University juga menempati peringkat 165 World University Ranking dan peringkat 30 dunia bidang engineering and technology. Mantan Presiden Indonesia, B.J. Habibie juga menyelesaikan studi di kampus ini.
Marcell memilih Aachen University sebagai tempat tujuan untuk mengikuti summer school karena Ia mendapat informasi mengenai kampus tersebut dari webinar yang diadakan oleh Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD) Indonesia. Program yang diikuti Marcell di Aaachen University yaitu Summer School Engineering RWTH Aachen University (Robotics, Communication Networks, and Innovation).
“Nemu programnya pas ikut webinar dari DAAD. Ternyata universitasnya juga cukup terkenal di Indonesia karena salah satu alumnusnya adalah mantan presiden Indonesia, B.J. Habibie. Jadi aku makin tertarik buat ikut program ini,” jelasnya, pada Senin (19/9/2022).
Kegiatan
Kegiatan yang Marcell ikuti berupa summer course yang berfokus pada bidang teknik. Terdapat beberapa tawaran peminatan, seperti robotik, produksi, bahasa Jerman, dan beberapa pilihan lainnya.
“Aku milih robotik karena menurutku bidang itu bakal dibutuhin atau sangat prospek di masa depan. Nah, di dalam robotik ini juga ada banyak pilihan mata kuliah yang bisa diambil,” terang Marcell.
Beberapa mata kuliah yang Ia ambil antara lain introduction to robotics, robotics systems and kinematics, fundamentals of mechatronic systems engineering, dan information theory and systematic design of communication systems.
Mahasiswa semester tujuh tersebut menjelaskan bahwa kegiatan tersebut berlangsung selama tiga minggu. Pada minggu pertama, terdapat roboproject. Seluruh mahasiswa yang mengikuti program tersebut ditantang membuat robot dari lego dan diprogram agar dapat melewati challenge atau rintangan yang ada.
“Tantangannya misal harus berhenti ketika ada objek dan dapat berjalan lagi ketika objeknya diambil. Terus juga misal harus ngikutin warna tertentu. Jadi, kita dibagi jadi dua, pertama buat latihan terus hari Jumatnya baru ujian,” imbuhnya.
Pada pekan kedua, Marcell dikenalkan dengan mata kuliah robot industri atau robot lengan. Ia dikenalkan dengan robot yang dapat memindahkan objek dari satu titik ke titik lainnya dengan program komputer. Setelah itu, dilakukan ujian dalam sebuah simulasi komputer.
“Minggu ketiga, lebih ke teori. Teori pertama tentang mekatronika, kami diajarkan mengenai fundamental mekatronika dari sebuah produk di pasaran. Produknya yaitu vacuum cleaner, jadi dibongkar dan kita jadi tau fungsi dari setiap struktur produk vacuum cleaner. Topik kedua matematika atau probabilitas. Materi terakhir ada komunikasi, lebih ke jaringan komunikasi gitu,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pada hari terakhir diadakan ujian tertulis dan pemberian sertifikat serta perpisahan.
Bertukar Budaya dan Pengalaman
Meskipun hanya tiga pekan belajar di RWTH Aachen University, banyak pengalaman yang Marcell dapatkan. Terlebih, program ini diikuti oleh 12 mahasiswa yang berasal dari berbagai negara, seperti Jepang, Perancis, Amerika, Hongkong, India, dan Inggris. Ia mengatakan bahwa selama di sana, Ia mempelajari bagaimana masyarakat Jerman belajar dan menyelesaikan sesuatu.
“Salah satunya dapat pelajaran agar kita berpikir secara mendasar dalam sebuah project. Jangan terlalu mikir ke mana-mana dulu, tapi harus tau dasar dan fundamentalnya dulu. Setelah itu baru bisa melangkah lebih jauh buat ngelarin project itu,” jelasnya.
Selain itu, minat belajar dan membaca buku masyarakat Jerman juga sangat tinggi.
“Cara belajar orang di Jerman juga beda, bener-bener serius dan tekun. Mereka bisa belajar di mana aja, seperti di tempat umum. Aku sering naik kereta dan ketemu orang lagi belajar di kereta. Orang-orang sangat fokus dan serius belajar, beda sama di sini,” imbuh Marcell.
Program yang Marcell ikuti juga menawarkan kunjungan ke beberapa tempat, seperti museum dan perpustakaan. Letak Kota Aachen berbatasan langsung dengan Belanda sehingga salah satu kegiatan tersebut berkunjung ke museum yang ada Kota Maastricht, Belanda. Selain Belanda, Marcell juga sempat berkunjung ke salah satu museum di Belgia.
Kesan
Marcell mengatakan bahwa menjadi awardee UNS Global Challenge sehingga dapat belajar di RWTH Aachen University, Jerman merupakan salah satu pencapaian terbesarnya selama kuliah.
“Ini kesempatan dan pencapaian yang besar bagi aku karena bisa merasakan kuliah di luar negeri. Semoga aku bisa mencontoh kebiasaan mereka, sikap disiplin, dan cara belajarnya supaya bisa lebih baik lagi terutama dalam mengatur waktu dan fokus ketika pembelajaran,” ungkap Marcell.