Prof. Sutoyo Dikukuh Sebagai Guru Besar Unisri Pertama
Prof. Sutoyo Dikukuh Sebagai Guru Besar Unisri Pertama
Penulis : ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (Alexa.IT.Com) , caption foto : Eko Prasetyo
SOLO - Rektor Universitas Slamet Riyadi Dr. Ir. Sutardi, M.APPSc mengukuhkan Dr.drs, Sutoyo, M.Pd sebagai guru besar bidang Ilmu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Slamet Riyadi Surakarta (Unisri), di Auditorium Unisri, Solo, Sabtu (6/8). Pengukuhan dihadiri oleh Ketua Lembaga Layanan Dikti Wilayah 6 Jawa Tengah dan segenap Pembina, Pengawas dan Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Slamet Riyadi Surakarta. "Prof Dr.drs. Sutoyo, M.Pd merupakan guru besar pertama di Unisri Surakarta," ungkap Rektor Unisri, Prof. Sutardi.
Prof. Sutoyo dalam pidato pengukuhan yang berjudul Merawat Kebhinekaan Nusantara Sebagai Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Berbasis Internalisasi Nilai-nilai Pancasila di Era Digital. Ia mengemukakan. Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa mengandung konsekuensi, bahwa setiap aspek penyelenggaraan negara dan semua sikap dan perilaku bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus berdasarkan Pancasila. Artinya bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijabarkan lebih lanjut menjadi norma-norma kenegaraan maupun norma moral yang harus dipahami, dijiwai dan diaktualisasikan oleh setiap warga negara Indonesia.
Lebih lanjut Prof Sutoyo mengemukakan sejak proklamasi kemerdekaan, orde Lama, orde Baru, orde Reformasi dan sampai saat ini . penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila terus terjadi dan seakan-akan tidak ada hentinya. Hal ini terjadi pada praktek penyelenggaraan negara dan pemerintahan maupun dalam praktek kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. Dalam praktek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, penyimpangan itu diantaranya masih merebaknya tindakan korupsi, tindakan intoleransi, perilaku perundungan dan kekerasan seksual. Tindakan-tindakan menyimpang tersebut seharusnya tidak terjadi, tetapi prakteknya tetap terjadi dan terus terjadi. " Hal ini menunjukkan bahwa internalisasi nilai-nilai Pancasila masih rendah," ungkap Guru Besar Pertama Unisri.
Di sisi lain, bangsa ini merupakan bangsa yang berbhineka yang memiliki keberagaman dan heteroginitas yang sangat kompleks. Kompleksitas ini akan berdampak terhadap praktek dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. "Jika dampak yang muncul tidak disikapi secara bijak, cepat dan cerdas , maka akan mengganggu keuntuhan NKRI.