Perpustakaan Digital Indonesia Dibahas di Solo
Perpustakaan Digital Indonesia Dibahas di Solo
Penulis : ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (alexa.IT.com), caption foto : eko prasetyo
SOLO - Revitalisasi Perpusatakaan Digital dalam Percepatan Transformasi Pengetahuan untuk Masyarakat Sejahtera. Demikian tema Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke 13 Tahun 2022, ungkap Ketua Pelaksana Konferensi Burhanudin Harahap kepada wartawan, di Hotel Sunan, Solo, Selasa (9/8).
Lebih lanjut Burhanudin mengemukakan UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusmas RI) , Forum Perpusatakaan Digital Indoesia (FPDI), Dinas Perpustakaan dan Kearsipann Provinsi Jawa Tengah, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surakarta, serta beberapa perpustakaan perguruan tinggi di Solo Raya, serta Ikatan Pustakaan Indonesia (IPI) menyelenggarakan Konferensi Perpusatakaan Digital Indonesia (KPDI) ke 13 Tahun 2022. Kegiatan berlangsung di The Sunan Hotel Surakarta , 9-11 Agustus 2022 dan UPT Perpustakaan Universitas Sebelasa Maret (UNS) Surakarta.
Tujuan diselenggarakannya Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke 13 tahun 2022, menurut Burhanudin, diharapkan dapat menjadi sarana berbagai pengalaman, pengetahuan, saran dan rumusan mengenai revitalisasi perpustakaan digital dalam percepatan transformasi masyarakat menuju masyarakat sejahtera.
Kegiatan-kegiatan Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke 13, meliputi seminar, workshop literasi digital, call of papers, festival literasi digital, pameran vendor-vendor/sponsor dan city tour. Untuk topik-topik yang dibahas dalam KPDI 13 tahun 2022 ini adalah 1) Perpustakaan digital dalam percepatan transformasi pengetahuan ke masyarakat pinggiran (masjinal), 2) Pustakawan inovatif dan kreatif mentransformasikan pengetahuan untuk masyarakat produktif, 3) Pengembangan perpustakaan digital untuk layanan inklusif pemustaka difabel, 4) Peran perpustakaan digital dalam percepatan transfornasi masyarakat di wilayah pedesaan dan wilayah terdepan, terpencil, tertinggal (3T).