Kegiatan Penanganan Stunting di Mojosongo : Penyerahan Bantuan Serta Pelatihan Budi Daya Ikan Lele dan Sayuran
Kegiatan Penanganan Stunting di Mojosongo : Penyerahan Bantuan Serta Pelatihan Budi Daya Ikan Lele dan
Penulis : ditulis kembali oleh eko prasetyo (alexa.IT.com)
SOLO-Fakultas Teknologi dan Industri Pangan Unisri Surakarta menyelenggarakan pelatihan budidaya ikan lele dalam ember dan pelatihan budidaya tanaman sayur di Kelurahan Mojosongo, Rabu (20/07/2022)
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penyerahan 1750 bibit lele dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kota Surakarta kepada Dekan FATIPA Unisri yang kemudian dilanjutkan penyerahan bibit lele itu kepada keluarga penderita stunting.
Kegiatan itu merupakan rangkaian kegiatan penanganan stunting, kerja sama antara Dinas dan Puskesmas Sibela serta Kelurahan Mojosongo.
Sebagai narasumber, Isnaini Marfuah dari Dinas terkait mengatakan, budi daya ikan lele dalam ember adalah alternatif bagi pemenuhan gizi keluarga stunting, baik untuk kecukupan gizi maupun kegiatan ekonomi.
"Ini mudah dilakukan di dalam rumah dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Pakan juga dapat menggunakan sisa-sisa makanan yang ada di rumah," kata Isnaini.
Sementara itu terkait budidaya tanaman sayur, narasumber lainnya, Muhammad Ma’ruf juga dari Dinas menyampaikan, budidaya tanaman sayur harus telaten. "Tanaman perlu mendapat perhatian baik dari segi pupuk, penyiraman dan juga sinar matahari," kata Ma'ruf.
Sub Koordinator Perikanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Atik Silviati mengapresiasi kegiatan penanganan stunting itu. Pihaknya senang karena dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
"Saya berharap agar keluarga gemar makan ikan dan mengembangkannya menjadi hasil olahan ikan," kata Atik.
Sementara itu, Lurah Mojosongo WInarto menyampaikan, untuk mencegah stunting harus dimulai sebelum menikah. Kelurahan tidak akan memberi ijin pernikahan untuk calon pengantin yang belum paham tentang stunting.
Apalagi untuk pernikahan usia dini, sangat berpotensi menimbulkan anak stunting. "Minimnya pengetahuan calon pengantin putri sangat berpengaruh terhadap peningkatan angka stunting," kata Lurah.
Selain itu, pembatasan jam malam juga akan lebih diefektifkan supaya meminimalkan jumlah pernikahan dini. Perubahan gaya hidup juga akan mulai diubah sehingga anak, terutama perempuan, lebih siap dan matang dalam mempersiapkan pernikahan.
"Kelurahan Mojosongo mempunyai komitmen besar dalam mencegah stunting," kata Winarto.
Koordinator kegiatan, Dr. Merkuria Karyantina menyampaikan, rangkaian kegiatan penanganan stunting di Kelurahan Mojosongo merupakan bentuk perhatian Unisri kepada penanganan stunting di Kelurahan Mojosongo.
"Kegiatan penanganan stunting harus dilakukan secara sistematis dan terstruktur dengan menggandeng pihak-pihak terkait," kata Dr Merkuria.