UMS Gelar Seminar Muktamar Muhammadiyah 48
UMS Gelar Seminar Muktamar Muhammadiyah 48
Penulis : Eko Prasetyo. alexa IT.com, caption foto : eko prasetyo,
SUKOHARJO - Rektor Universitas Muhammadiyah (UMS) Prof Dr. Sofyan Anief mengungkapkan, umur Muhammadiyah sudah 112 tahun sejak berdirinya pada 8 Dzulhijjah 1330 H. Dalam usia yang sudah matang tersebut, kontribusi Muhammadiyah untuk Indonesia sudah tidak dapat dihitung lagi jumlahnya. "Dalam bidang pendidikan, sudah ada setidaknya 170 perguruan tinggi, ribuan sekolah pendidikan dasar dan menengah serta 348 pesantren. Dalam bidang kesehatan, sudah ada setidaknya 117 rumah sakit dan 600 klinik," ungkapnya.
Di bidang ekonomi, menurut Sofyan, LAZIZMU sebagai social safety
net sudah berdiri di hampir seluruh kota di Indonesia. Di bidang kemanusiaan,
sudah tidak terhitung kontribusi MDMC di Indonesia. Begitu juga di banyak
bidang lainnya, menjadikan eksistensi Muhammadiyah sendiri sebagai elemen yang
terpisahkan dari Republik Indonesia.
Internasionalisasi
Gerakan Muhammadiyah yang digagas pada Muktamar di Jakarta tahun 2000 adalah
untuk menunjukkan bahwa Muhammdiyah telah matang dan mampu untuk memperluas
syi’ar dakwahnya ke manca negara. Gagasan tahun 2000 yang secara praksis
diterjemahkan menjadi pendirian Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah di
berbagai negara, kemudian ditegaskan kembali pada Muktamar ke-47 di Makassar
bahwa Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah harus diteruskan dan dibarengi
juga dengan gerakan internasionalisasi paham pemikiran Muhammadiyah.
Internasionalisasi
Gerakan Muhammadiyah adalah proyek besar yang bertujuan bukan hanya
memperkenalkan, tetapi juga menempatkan dan menjadikan Muhammadiyah sebagai bagian
tak terpisahkan dari umat Islam di level global. Maka dari itu, goal nya bukan
hanya agar masyarakat dunia melek akan eksistensi Muhammadiyah, tetapi juga
membutuhkan Muhammadiyah di tempatnya, atau bahkan merasa kurang dan kehilangan
jika Muhammadiyah tidak tampil di negara tersebut.
Internasionalisasi
Gerakan Muhammadiyah yang digagas pada Muktamar di Jakarta tahun 2000 adalah
untuk menunjukkan bahwa Muhammdiyah telah matang dan mampu untuk memperluas
syi’ar dakwahnya ke manca negara. Gagasan tahun 2000 yang secara praksis
diterjemahkan menjadi pendirian Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah di
berbagai negara, kemudian ditegaskan kembali pada Muktamar ke-47 di Makassar
bahwa Internasionalisasi Gerakan Muhammadiyah harus diteruskan dan dibarengi
juga dengan gerakan internasionalisasi paham pemikiran Muhammadiyah.
Internasionalisasi
Gerakan Muhammadiyah adalah proyek besar yang bertujuan bukan hanya
memperkenalkan, tetapi juga menempatkan dan menjadikan Muhammadiyah sebagai bagian
tak terpisahkan dari umat Islam di level global. Maka dari itu, goal nya bukan
hanya agar masyarakat dunia melek akan eksistensi Muhammadiyah, tetapi juga
membutuhkan Muhammadiyah di tempatnya, atau bahkan merasa kurang dan kehilangan
jika Muhammadiyah tidak tampil di negara tersebut.
Sementara itu, Ketua Panitia Seminar Muhammadiyah 48, Prof Dimyati mengetakan, seminar berlangsung selama dua hari tanggal 30-31 Mei 2020, di Edutarium Ahmad Dahlan Solo. Tampil sebagai nara sumber antara lain : Mantan Ketua MPR dan Ketua PP Muhammadiyah, Prof Dr. Amin Rais, Mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua KY Aidul Fitri Ciada.