Bahas Lanskap Hutan, URDC Labo FT UNS Adakan Stadium General
Bahas Lanskap Hutan, URDC Labo FT UNS Adakan Stadium General
Penulis : ditulis oleh Eko Prasetyo (alexa IT. con)
Caption foto : istimewa
SOLO - Urban Rural Design and Conservation Laboratory (URDC Labo) Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar stadium general. Tema yang diangkat dalam agenda tersebut adalah ‘Architecture Landscape: Forest Landscape of Alas Bromo UNS’. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara FT UNS dalam memperingati Dies Natalis ke-46 UNS.
URDC Labo menghadirkan dua narasumber, yaitu Dr. Lee Yoke Lai, Dosen Faculty of Built Environment and Surveying (FABU) Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dan Dwi Priyo Ariyanto, Ph.D., Dosen Fakultas Pertanian (FP) UNS. Stadium general tersebut berlangsung pada Rabu (6/4/2022) melalui Zoom Cloud Meeting. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Dekan FT UNS, Dr. Tech. Ir. Sholihin As’ad, M.T.
Dwi Priyo Ariyanto, Ph.D. yang juga merupakan Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Bromo UNS menyampaikan materi mengenai hutan pendidikan dan pelatihan. Kawasan hutan tersebut adalah hutan negara yang berada di Kabupaten Karanganyar, Jawa tengah dan pengelolaannya sebagai hutan pendidikan dan pelatihan diserahkan kepada UNS sejak 2018.
“Penetapan KHDTK memiliki ketentuan yaitu tidak mengubah fungsi pokok kawasan hutan, tidak mengubah bentang lahan pada hutan konservasi atau hutan lindung. Selain itu, penutupan hutan bukan berupa hutan primer yang ditetapkan menjadi zona khusus dalam penataan areal kesatuan pengelolaan hutan (KPH),” terang Dwi Priyo Ariyanto, Ph.D.
Ia menjelaskan bahwa area maksimal pemanfaatan KHDTK sebesar 10% dari luas total. Bentang lahan yang sangat luas tersebut juga menyimpan banyak sumber daya alam. Oleh karena itu, dalam pengelolaannya tidak diperbolehkan untuk menebang pohon.
“Sarana dan prasarana yang ada harus mengikuti. Sarana dan prasarana yang sudah ada untuk mendukung pengelolaan KHDTK antara lain jaringan jalan, instalasi listrik, jaringan air, toilet, management office, bangunan penunjang berupa kelas dan aula serta kelas pemanfaatan. Kemudian, yang akan dibangun nanti adalah laboratorium, tour edukasi, training center, offroad dan trail, dan konservasi flora fauna seperti kijang dan rusa,” imbuhnya.
Sementara itu, narasumber kedua yaitu Dr. Lee Yoke Lai dari UTM menyampaikan 10 hal yang harus diperhatikan dalam proses desain lanskap. Pertama yaitu pahami site yang akan didesain, kemudian ketahui pengguna site. Lalu gunakan tema bentuk atau gaya serta buat dan hubungkan ruang.
“Hal berikutnya adalah pertimbangkan fungsi tanaman, struktur penanaman tumbuhan. Lalu, garis bawahi bagian-bagian yang penting, perhatikan hal-hal detail, perhitungkan waktu, dan lindungi sumber daya. Dalam proses desain, perlu diperhatikan juga ekologi dan keanekaragaman hayati lingkungan sekitar,” jelasnya.
Sebagai perancang lanskap, Ia menekankan harus mengetahui karakteristik hutan serta flora dan fauna yang terdapat di hutan. Hal ini karena setiap hutan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
“Vegetasi juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan karena bisa menambah nilai ekonomi, misal tumbuhan yang bisa dijadikan obat dan diperjualbelikan. Terutama pada hutan tropis, banyak jenis tumbuhan dan hewan yang setidaknya harus kita ketahui spesiesnya serta harus diperhatikan rantai makanan agar tidak merusak keseimbangan ekosistem,” tambahnya.