Rektor UNS Kukuhkan Profesor Prof. (UNS) Dr. Soeprayitno,M.M.
Rektor UNS Kukuhkan Profesor Prof. (UNS) Dr. Soeprayitno,M.M.
Penulis : Eko Prasetyo (alexa.IT.Com)
SOLO - Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof Dr. Jamal Wiwoho, SH. Hum mengukuhkan Prof Dr. Soeprayitno, MM Profesor Kehormatan di Auditorium GPH Haryo Mataram, UNS, Kamis (31/3). Prof Dr. Soeprayitno dikukuhkan sebagai Profesor Kehormatan bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS.
Prof Jamal Wiwoho mengemukakan, dikalangan perguruan tinggi, saat ini kita mengenal terdapat 2 jalur proses pengangkatan sesorang bisa meraih jabatan Profesor/Guru Besar. Jalur pertama, merupakan jenjang jabatan fungsional tertinggi dosen yang berkualifikasi doktor. Hal ini sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 92 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Dosen. Sedangkan jalur kedua, merupakan sebuah penghargaan yang diberikan kepada setiap orang dari kalangan Non Dosen/ Non Akademik, yang memiliki kompetensi luar biasa, untuk bisa dianugerahi Profesor Kehormatan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Mendikbud No. 88 Tahun 2013 juncto Permendikbudristek No. 38 Tahun 2021 tanggal 9 Desember 2021 tentang Pengangkatan Profesor Kehormatan di Perguruan Tinggi. Dari jalur yang kedua inilah, Sdr. Dr. Soeprayitno,M.M. akhirnya bisa memperoleh Profesor Kehormatan di UNS.
Lebih lanjut Rektor mengatakan, menyandang sebutan Profesor sejatinya memiliki konsekuensi yang berat, karena seorang professor dituntut memiliki kemampuan membangun jembatan yang menghubungkan antara disiplin ilmu dengan kemajuan masyarakat, pembangunan bangsa, dan bahkan kelahiran peradaban baru. Sehingga penambahan guru besar baru, harus berimplikasi pada penguatan reputasi akademik UNS, baik di tingkat nasional dan internasional. Apalagi latar belakang keilmuan sdr. Prof. (UNS) Dr. Soeprayitno adalah di bidang manajemen sumberdaya manusia, yang saat ini juga sedang menjadi fokus perhatian pemerintah untuk mencetak SDM masa depan yang unggul dan utuh, yang sanggup beradaptasi dan memenangkan persaingan global di era perubahan.
"Saya percaya dengan kekuatan jaringan, koneksitas dan pengalaman yang telah dimiliki Sdr. Prof. (UNS) Dr. Soeprayitno, dimana keseharian tugasnya sudah sangat paham dengan seluk beluk dunia ketenagakerjaan Indonesia, akan lebih produktif dalam memobilisasi potensi intelektualnya. Disamping itu, Alumnus FKIP UNS ini, sejak tahun 2007 memiliki rekam jejak dan kontribusi yang tidak diragukan lagi, khususnya dalam membantu penguatan dan pengembangan SDM di UNS, yakni mempunyai andil besar dalam memformulasikan Budaya Kerja ACTIVE UNS dan memberikan berbagai pelatihan Capacity Building baik untuk jajaran pimpinan maupun tenaga kependidikan UNS.," ungkap Prof Jamal.
Sebagai bagian dari masyarakat ilmiah, Prof Jamal sangat berharap Prof. (UNS) Dr. Soeprayitno senantiasa memiliki kekayaan berupa kebaruan ide, kejernihan pikiran dan orisinalitas gagasan, demi kepentingan kemajuan UNS dan juga bangsa Indonesia yang saat ini sedang sibuk menyiapkan talenta-talenta muda untuk menjemput pekerjaan masa depan yang lebih dinamis dan fleksibel. Pendidikan tinggi dengan program Merdeka Bel;ajar – Kampus Merdekan dituntut memberikan ruang terbuka dan mendorong pemuda untuk meningkatkan potensi kreatif dan kompetensinya. Pengembangan talenta muda ini diharapkan dapat berperan lebih besar dalam menggerakkan ekonomi, baik dengan menjadi pekerja maupun wirausaha. Kampus sebagai tempat lahirnya kader-kader intelektual sudah sepantasnya jika lebih aware terhadap peningkatan kompetensi pekerjaan-pekerjaan baru yang akan lahir di masa depan.
Menjadikan karya riset dan inovasi sebagai gaya hidup sejawat Guru Besar, menurut Prof Jamal, tidaklah salah, karena justru dengan diraihnya Guru Besar, Saudara harus lebih produktif dan agresif melahirkan karya-karya ilmiah yang solutif berbasis riset dan inovasi. Bergerak bersama, dengan konsep pendekatan sinergi-kolaboratif antar disiplin ilmu adalah cara kerja baru dosen untuk menghadapi kompleksitas kehidupan di era perubahan. Mewujudkan SDM masa depan yang berdaya saing tidaklah cukup hanya dilakukan dengan mengandalkan pendekatan monodisiplin saja, melainkan dibutuhkan sinergi dan kolaborasi secara multidisiplin dan interdisiplin.
Caption Foto : Eko Prasetyo (alexa.IT.Com)