Prof (UNS). Dr. Soeprayitno : Melalui model pentahelix diharapkan menjadi solusi visioner dan pendekatan baru yang kolaboratif.
Prof (UNS).
Dr. Soeprayitno : Melalui model pentahelix diharapkan menjadi solusi visioner
dan pendekatan baru yang kolaboratif.
Penulis : Eko Prasetyo
SOLO - Prof
(UNS). Dr. Soeprayitno, M.M dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Kehormatan Bidang Ilmu Manajemen
Sumber Daya Manusia pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret
pada Kamis (31/3) di UNS berjudul “Model
Pentahelix Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia Era Industri 4.0
(Implementasi Dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka).” Judul ini secara implisit
akan memberikan gambaran bagaimana Revolusi Industri Keempat (I4.0) telah
merubah human capital landscape yang mengakibatkan terjadinya pergeseran dalam
arsitektur pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan utuh serta
berubahnya strategi kebijakan pengembangan pendidikan tinggi. Perlu sinergitas
kebijakan pendidikan melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan kebijakan
pengembangan sumber daya manusia dunia industri dan dunia kerja sehingga
tercipta ekosistem link & match serta etos kerja yang agile. Melalui model
pentahelix diharapkan menjadi solusi visioner dan pendekatan baru yang
kolaboratif.
Pengembangan
Sumber Daya Manusia Era Industri 4.0, menurut Prof (UNS} Dr. Soeprayitno mengemukakan, Industri 4.0 atau juga sering
dikenal sebagai Revolusi Industri Keempat (I4.0) merujuk pada kondisi
transformasi di bidang desain, produksi, implementasi, operasi, dan jasa di
bidang sistem manufaktur, produk, dan komponen yang berlangsung dengan sangat
cepat . I4.0 merupakan terminologi
kolektif yang digunakan untuk teknologi dan konsep organisasi dalam rantai
kreasi nilai yang cerdas dan terkoneksi (Guzman et al., 2020). Untuk dapat
memanfaatkan momentum, organisasi harus melakukan investasi di bidang data,
keterjangkauan, analisis data, dan human-machine interaction (Oberer &
Erkollar, 2018). Revolusi industri yang mengubah model bisnis secara otomatis
juga akan mengubah bentuk organisasi pendukung dalam bisnis. Revolusi digital
mendorong proses produksi yang lebih fleksibel, cepat, berkualitas, dan aktual
(tepat waktu). RI 4.0 bergantung pada berbagai inovasi di bidang teknologi
komunikasi dan informasi, yang berfokus pada digitalisasi jasa. Digitalisasi
mendorong terciptanya transformasi di bidang produksi, logistik, komunikasi,
dan manajemen sumber daya manusia (Oberer & Erkollar, 2018).
Dengan adanya
transformasi yang bersifat disruptif, organisasi perlu melakukan penyesuaian
untuk dapat menghadapi perkembangan yang terjadi. Di samping memastikan
perubahan di bidang teknologi, organisasi juga harus melakukan peningkatan
kapasitas dan keterampilan dari sumber daya manusia. Industri 4.0 membawa
perubahan pada masyarakat dan organisasi di seluruh dunia yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Dampak besar pada digitalisasi dan akselerasi perkembangan
teknologi, serta meningkatnya kompleksitas aktivitas membutuhkan kajian baru
dalam hal kepemimpinan organisasi .
Revolusi
industri yang mengubah model bisnis secara otomatis juga akan mengubah bentuk
organisasi pendukung dalam bisnis. Revolusi digital mendorong proses produksi
yang lebih fleksibel, cepat, berkualitas, dan aktual (tepat waktu). RI 4.0
bergantung pada berbagai inovasi di bidang teknologi komunikasi dan informasi,
yang berfokus pada digitalisasi jasa.
Lebih lanjut
Pakar Sumber Daya Manusia mengemukakan, untuk meningkatkan kedewasaan orientasi
kecocokan bisnis, terdapat empat tahapan yang harus dilewati oleh perusahaan.
Pertama, ad hoc adalah proses yang belum terstruktur dan belum terdefinisi.
Kedua, defined adalah proses dasar yang telah didefinisikan dan
didokumentasikan, serta tersedia dalam aliran grafik. Ketiga, linked adalah
proses yang sudah menuju tingkatan lebih maju dimana manajemen menggunakan
manajemen proses dengan hasil strategis. Keempat, integrated adalah proses
terakhir dimana perusahaan, vendor, dan pemasok dapat bekerjasama. Dapat
disimpulkan bahwa Model Pentahelix memiliki keunggulan untuk dapat dijadikan
rujukan kebijakan nasional dalam pengembangan sumber daya manusia unggul dan
utuh di era industri 4.0; 1. Pentahelix merupakan sinergitas dan engagement
para pihak yakni Universitas, Industri, Pemerintah, Komunitas, Media dalam
memecahkan persoalan pengembangan sumberdaya manusia dari hulu hingga hilir melalui
kepemimpinan kolaboratif ditengah perubahan disrupsi teknologi. 2. Model
Pentahelix sangat potensial dikembangkan dalam paradigm baru hubungan
industrial yang lebih dinamis dan kondusif dengan melibatkan unsur tripartit
plus, dimana tambahan unsur plus adalah unsur perguruan tinggi dan media. Dunia
Industri dan dunia kerja juga lebih terlibat sejak penyusunan kurikulum dan
kegiatan akademik.
Prof Prof (UNS} Dr. Soeprayitno, mengemukakan Dapat
disimpulkan bahwa Model Pentahelix memiliki keunggulan untuk dapat dijadikan
rujukan kebijakan nasional dalam pengembangan sumber daya manusia unggul dan
utuh di era industri 4.0; 1. Pentahelix merupakan sinergitas dan engagement
para pihak yakni Universitas, Industri, Pemerintah, Komunitas, Media dalam
memecahkan persoalan pengembangan sumberdaya manusia dari hulu hingga hilir melalui
kepemimpinan kolaboratif ditengah perubahan disrupsi teknologi. 2. Model
Pentahelix sangat potensial dikembangkan dalam paradigm baru hubungan
industrial yang lebih dinamis dan kondusif dengan melibatkan unsur tripartit
plus, dimana tambahan unsur plus adalah unsur perguruan tinggi dan media. Dunia
Industri dan dunia kerja juga lebih terlibat sejak penyusunan kurikulum dan
kegiatan akademik, penelitan serta pengabdian masyarakat. 3. Pentahelix dalam
konteks Merdeka Belajar Kampus Merdeka dapat dikanalisasi melalui Business
Matching, Talent Matching, Social Matching.